11 Agustus 2023 ternyata memiliki makna spesial bagi industri musik hip-hop. Genre yang berawal dari gegap gempita party di sudut Bronx oleh DJ Kool Herc tidak pernah berhenti melebarkan sayapnya. Sekarang, hip-hop sudah memasuki usia emas 50 tahun yang terus dipenuhi beragam karya dari berbagai rapper dan DJ yang melihat genre ini tidak hanya sekadar hype saja, tapi punya makna penting dalam hidup mereka.
Indonesia sebagai negara dunia ketiga juga tidak lepas dari "demam" hip-hop. Memasuki dekade 2010, tanpa disadari sebenarnya kita memiliki new wave of hip-hop dengan semakin banyaknya insan yang terjun menggeluti genre ini. Itulah kenapa CXO Media menjadikan momen 50 tahun hip-hop untuk menghadirkan pilihan 20 lagu hip-hop Indonesia pasca 2010 yang telah dikurasi sedemikian rupa untuk menjadi satu kompilasi yang menandakan kekayaan hip-hop Indonesia, tanpa batasan dan aturan.
Pilihan 20 Lagu Hip-Hop Indonesia Pasca 2010
*Artikel ini tidak berbicara tentang repertoar hip-hop terbaik, melainkan karya yang menonjol di tengah banyaknya rilisan hip-hop pasca 2010.
A. Nayaka ft. Emir Hermono & Laze - "School"
One of the best new school rappers out there. "School" menjadi judul pertama yang muncul saat saya memberikan ide untuk membuat kompilasi ini. Beat dari Nnamdi dengan tambahan fill-in piano nan candu menjadi fondasi kuat untuk flow A. Nayaka yang disambut hook simpel dari Emir Hermono. Tidak ada cara penyampaian yang terasa trying too hard saat lagu ini masih fokus kepada A.Nayaka dan Emir. Tapi, saat muncul lirik "Satu yang kupercaya/Kau tak bisa dipercaya", saya mengerti kenapa A. Nayaka memilih Havie Parkasya alias Laze sebagai final act. — TMP
A. Nayaka ft. SonaOne - "Tropical"
Terlalu sibuk dengan "School" saat mendengarkan Cadence Blue membuat saya sempat melupakan "Tropical". Masuknya SonaOne lewat persembahan beat, satu verse, dan satu hook membuat saya berpikir perseteruan Indonesia-Malaysia bisa didamaikan berkat kerja sama penuh harmoni dalam lagu ini. "Tropical" sempat mengingatkan saya dengan beberapa track dari Birds In The Trap Sing McKnight milik Travis Scott karena A. Nayaka memang fans La Flame. Dan, tidak ada yang perlu didebatkan juga karena yang penting, "Tropical" menunjukkan keduanya bergerak layaknya duo ikonik Star Wars: Anayaka Skywalker dan SonaOne Kenobi. — TMP
BLVCKMINDS ft. GBRAND - "Trap Sad"
Nonton MV "Trap Sad" membawa saya ke dunia Ghibli yang selama ini tidak pernah saya sentuh. Apalagi saat mendengar lagu ini memiliki beat yang hanya mampu saya gambarkan dalam satu kata: fairytale. Semuanya terasa smooth dan damai, namun mood menjadi berubah saat GBRAND mulai spitting tentang seorang wanita yang memilih cowok lain. Terasa klise, tapi tidak ada rasa cringe sedikit pun dari "Trap Sad". Keputusan GBRAND untuk memadukan lirik Inggris dan Indonesia sendiri memang sudah seharusnya lebih sering dilakukan dalam industri hip-hop Tanah Air. — TMP
Laze ft. Ayub Jonn - "Mengerti"
Perasaan capek menembus kepadatan gerbong kereta Commuter Line Palmerah-Rawa Buntu menjadi saksi saat "Mengerti" menjadi "teman" di tengah perjalanan mengejar karier dan uang. Wordplay dari Laze sudah tidak perlu dibahas lagi karena ia berhasil menggambarkan proses capeknya bekerja, tanpa lupa buat memberikan wejangan bagi para pendengar. Ayub Jonn pun menulis lirik untuk mendukung kedua verse Laze dengan sempurna karena perasaan ini menjadi hangat saat "Memang hartaku tiada berlebih/Tapi ibu bilang usaha tanpa letih" disambut "'Ku lelah tapi tak menyerah". — TMP
ENVY* - "Kawasaki"
Mendengarkan "Kawasaki" membuat otak otomatis melakukan rebranding atas ENVY* yang selama ini saya kenal. Masuknya Kid Quest yang sebagai game changer, lalu pendekatan lirik Indonesia-Inggris dari Quest yang lebih relate dengan cara komunikasi masa kini, dan Hazy Dael dengan verse tengil yang didukung deep voice-nya membuat "Kawasaki" menjadi karya tepat milik ENVY* untuk mengenalkan diri mereka kembali. And right now they are creating their own history. — TMP
Ramengvrl - "CA$HMERE"
Bicara soal rapper cewek Indonesia, sayangnya jumlahnya masih bisa terhitung jari. Ramengvrl menjadi breakthrough artist yang langsung menarik banyak perhatian, khususnya ketika ia merilis "CA$HMERE". Mendengarkan lagu ini membawa saya ke dalam journey yang tidak di-cover oleh para rapper lainnya. Tidak ada kesan "Indonesia" di sini justru membuat Ramengvrl membawa angin segar. Lirik women empowerment dengan MV yang ikonik akhirnya menjadikan "CA$HMERE" sebagai nomor yang layak masuk ke dalam daftar ini. — TMP
BAP. ft. Joe Million - "godspeed"
Walau sudah familiar dengan karya-karyanya yang dibuat di bawah nama Yosugi, Monkshood adalah album yang membuat saya yakin bahwa Kareem Soenharjo adalah generational talent—bahkan mungkin yang terbaik dalam beberapa generasi. Dengan produksi eksperimental yang fluid, Monkshood terasa seperti upaya exorcism terhadap kegelapan dalam diri, dan "godspeed" adalah lagu yang menangkap esensinya secara paling sempurna. Siapa juga yang tidak pernah merasakan existential dread? "godspeed" adalah ode bagi semua yang merasa tersesat, hilang, atau terasing, disampaikan dengan tajam oleh BAP. dan Joe Million dalam sejumlah verse yang lugas—lengkap dengan referensi terhadap Hellboy. To every person that God doesn't need, Godspeed. — AM
Jaydawn ft. Refo, Kid Vicious, Don Wilco - "Tiga Ragnarok"
Beatmaker yang karya-karyanya bisa ditemui di katalog Eyefeelsix, Krowbar, hingga Homicide ini melahirkan salah satu album hip-hop Indonesia paling "garang" dalam beberapa waktu ke belakang. Dengan produksi yang kerap terdengar lebih cocok untuk scoring film horor—yang kadang memang dijadikan sample—di album yang sarat akan braggadocio dan tembakan ke segala arah ini, semua seakan menjadi target. Dalam track yang menampilkan tiga verse beringas dari Refo, Kid Vicious, dan Don Wilco ini, satu line dari Don Wilco membuat "Tiga Ragnarok" menjadi instant classic, "Aku Basquiat Abdullah kalian semua Alipjon." Tough. — AM
Noise From Under ft. Rally Jachmoon - "Limbo"
Rasanya sulit juga menempatkan Noise From Under dalam kategori hip-hop, karena evolusi musik dan influence-nya yang sangat ekspansif. Secara DNA, Noise From Under tetap tidak bergeser dari narasi yang dibawanya sejak masih menggunakan nama Noise. Kelam dan brash, paduan instrumentasi yang atmosferik dan spoken word dari Rally Jachmoon membuat track ini terasa haunting. — AM
Krowbar ft. Morgue Vanguard - "Saga Malam Sabbath"
Mendengarkan "Saga Malam Sabbath" terasa seperti overhearing obrolan dari dua pentolan tongkrongan yang alurnya berjalan secara fluid. Kejadian-kejadian yang diceritakan tentu tidak dialami oleh kita sebagai pendengar, namun tetap saja kita terbawa dalam alurnya. Terdapat fragmen-fragmen yang familiar dalam narasinya, seperti referensi terhadap skena musik lokal, berbagai tempat di Bandung, hingga budaya pop seperti video game dan figur-figur musik seminal. Tentu, track ini tak akan lengkap tanpa trash-talking yang mengundang tawa sambil juga menggelengkan kepala. — AM
Basboi ft. Kamga - "Bismillah"
Basboi adalah salah satu rapper yang berhasil memadukan "lokalitas"-nya ke dalam genre hip-hop—yang jelas berasal dari Barat—secara seamless. Seperti "godspeed" di atas, "Bismillah" kurang lebih adalah satu track yang menangkap esensi dari album 2021 Basboi, Adulting for Dummies. Dalam lagu introspektif yang laidback ini, Basboi bersama Kamga menelusuri ulang perjalanan pribadi dan kenaifan mereka saat lebih muda. Perjuangan hidup terasa tanpa henti, lantas apa yang bisa memberi ketenangan pada diri? Ucapan sederhana yang akrab didengar sejak belia menjadi jawabannya, "Bismillah". — AM
Bars of Death - "All Cops are Gods"
Padat, keras, dan lugas. "All Cops are Gods" secara gamblang menceritakan momok menakutkan yang membayangi kehidupan seluruh masyarakat Indonesia. Tak ada banyak yang perlu saya ceritakan lebih jauh mengenai lagu ini, baiknya langsung dengar saja. — AM
Rich Brian - "History"
Tak bisa dimungkiri, Rich Brian adalah salah satu figur signifikan dalam genre hip-hop Indonesia pada pertengahan 2010-an. Walau pendekatannya terhadap hip-hop sangat naif di fase awal kariernya, menyaksikan perkembangan Rich Brian sebagai musisi sungguh menakjubkan. Alih-alih "gagah-gagahan", Rich Brian justru menggali memori personal terkait hubungan yang telah lampau untuk "History". Hasilnya yang jujur dan bittersweet merupakan salah satu high point dalam diskografi Rich Brian—yang terus menjadi blueprint bagi karya-karya terbaiknya. — AM
Gold Plate Pipers - "WYA"
Jazz tentu tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan sound hip-hop-baik sebagai inspirasi, referensi, hingga sample. Dalam Gold Plate Pipers, rapper Matter Mos, kibordis Kenny Gabriel, drummer Rafi Muhammad, dan bassist Ankadiov mempertemukan kedua genre yang bersinggungan ini dalam format band. Hasilnya adalah musik yang dinamis dan sarat eksperimen, dan "WYA" adalah track paling menonjol dari EP pertama mereka. — AM
Jakarta Tenggelam - "Arisan"
List hip-hop tidak akan lengkap tanpa adanya posse cut, dan Jakarta Tenggelam adalah kolektif paling exciting di lanskap hip-hop Indonesia saat ini. Padat, chaotic, dan penuh energi, kekuatan Jakarta Tenggelam juga ada di sensibilitas mereka untuk memberi fokus pada suara siapa saja yang ditonjolkan, termasuk pada "Arisan". Mengingat masih mudanya kolektif ini, perjalanan mereka ke depannya patut dinantikan. — AM
BAP. - "PAINTING WITH SUWAGE"
Mendengar BAP. saat memasuki era album MOMO'S MYSTERIOUS SKIN seperti membuat saya sempat tidak mengenal sosok Kareem Soenharjo dari balik speaker. Apalagi setelah merunut musiknya dari masa Yosugi. "PAINTING WITH SUWAGE" yang menjadi teaser awal album ini patut menjadi representasi paling tepat. Bassline yang kuat nan groovy, lirik dalam dua bahasa, hingga kata "Assalamualaikum" yang diucapkan BAP. untuk menjadi pemisah antara dua part lagu ini, layaknya tongkat Nabi Musa yang berhasil menciptakan keajaiban membelah lautan. Dan apa yang dibuat BAP. lewat "PAINTING WITH SUWAGE" memang keajaiban juga. — TMP
Dipha Barus, Matter Mos, A. Nayaka, Ramengvrl - "Decide"
Rentang tahun 2016-2018 berada di genggaman tangan Dipha Barus ketika ia terus merilis hit demi hit tanpa berhenti. Seperti Thanos dengan Infinity Gauntlet, Dipha Barus mengumpulkan barisan nama yang dinilai mampu mengeluarkan kreativitas terbaik mereka setelah mendengar beats yang diciptakannya. Termasuk "Decide" yang mengajak Matter Mos, A. Nayaka, dan Ramengvrl, di mana mereka bertiga berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dengan menunjukkan signature style masing-masing. Khususnya Matter Mos yang memiliki pronunciation unik hingga membuat saya menikmatinya tanpa berpikir lirik demi lirik yang ia tulis. Treatment ala Kanye West dengan choir menjadi cherry on top hingga membuat "Decide" menjadi nomor hip-hop yang tidak bisa dilupakan. — TMP
Emir Hermono ft. A. Nayaka - "3 AM in Jakarta"
Vibing. Cuma satu kata itu yang bisa menggambarkan "3 AM in Jakarta" milik Emir Hermono dengan dukungan A. Nayaka. Emir memang sempat memegang kuasa repertoar hip-hop hanya dengan lagu ini saja. Ia menunjukkan bahwa menjadi beatmaker di industri musik Indonesia bisa banget dikenal luas tanpa harus selalu menjadi pemegang mic di depan panggung. Namun, apa yang ia lakukan di sini tidak lengkap tanpa sosok A. Nayaka yang saat lagu ini dirilis mengingatkan saya dengan Drake era Take Care. Salut untuk A. Nayaka karena ia terus mampu kreatif dan aktif mencoba berbagai style baru, sekaligus konsisten dalam merilis karya baru hingga membuat namanya empat kali disebut di sini. — TMP
Morgue Vanguard & Doyz ft. Iwa K - "CSDB FM"
Di antara nama-nama dalam list ini, ketiga rapper yang mengisi track "CSDB FM" terhitung yang paling senior. Yang menakjubkan, bahkan berdekade-dekade setelah awal kariernya, ketiga nama ini masih terdengar seperti sedang bersenang-senang bersama. Dengan sound yang sarat akan nostalgia, "CSDB FM" tidak terjebak dalam masa lalu belaka. Dalam beberapa aspek, trio ini bahkan terdengar lebih beringas dan berbahaya dibanding dulu. — AM
Dubyouth Soundsystem - "Love 2 C U Dance"
Dubyouth Soundsystem memang tidak sepenuhnya merepresentasikan hip-hop. Berakar dari musik reggae-dub-electronic-dance-you-name-it, pembawaan Heru sebagai frontman dengan beat dari Metz membuat duo dari Jogja City ini tidak boleh terlewatkan. Saya masih ingat mendengar "Bomb da Town" berkat CD gratisan dari sebuah media musik circa 2008 yang sudah gulung tikar. Berangkat dari sana, saya digging lagu-lagu lain Dubyouth Soundsystem yang tidak pernah meleset. Apalagi saat mendengar "Love 2 C U Dance" yang sedikit memiliki perbedaan dari versi demo dan album, tapi tetap memuat lirik ikonik "I man poppa tee I'am a dubyouth rocka/a grooverida' from da city of Jogja". Sebuah penggambaran yang sempurna tentang kampung halaman Dubyouth Soundsystem dengan ingredient spesial dari Jamrock, if you know, you know. — TMP
(tim/alm)