Penampilan dadakan Sheila on 7 di We The Fest 2023 minggu lalu, membuat banyak orang bernostalgia lewat lagu-lagu mereka. Ya, seperti yang kita ketahui, band asal Yogyakarta ini menjadi band legendaris di akhir era 90an dan awal 2000an. Istilahnya kalau tidak tahu Sheila on 7 kala itu, ya tidak gaul.
Tapi bukan hanya Sheila on 7, bagi para generasi milenial yang melewati masa remaja di era tersebut, lagu-lagu di akhir 90an hingga awal 2000an tak akan pernah tergantikan dan selalu bisa dinikmati. Bahkan untuk generasi saat ini pun, lagu-lagu yang ada di masa itu cukup berkesan juga berbeda dari lagu yang ada saat ini. Untuk membuat kamu bernostalgia, kami mencoba mengumpulkan lagu-lagu favorit dan berkesan bagi para staf CXO Media. Simak pilihan kami di bawah!
Dian, Editor
Kerispatih - "Lagu Rindu" (2005)
Kerispatih adalah salah satu band Indonesia yang cukup populer di awal era 2000an. Ketika mereka merilis album Kejujuran Hati pada tahun 2005, saya mungkin masih SMP. Tapi tidak bisa dimungkiri, lagu-lagu Kerispatih menemani masa remaja saya "menggalau" karena cinta monyet. Seperti "Lagu Rindu" yang diciptakan oleh Badai ini selalu ada di list teratas playlist MP3 saya dan menjadi lagu terfavorit dari sekian banyak lagu dari musisi-musisi era 2000an. Kalau dimaknai saat ini, lagu cinta ala Kerispatih tidak terlalu "menye" layaknya lagu-lagu cinta generasi sekarang. Liriknya yang romantis tapi tidak berlebihan membuat "Lagu Rindu" menjadi lagu cinta yang pas didengarkan kalau kamu merindukan seseorang.
Irfan, Digital Content Creative
ST12 - "Putri Iklan" (2008)
Pernah kepikiran nggak sih lagu-lagunya ST12 tuh punya lirik yang nggak puitis tapi nyaman di telinga? Salah satunya tuh lagu "Putri Iklan". Bayangin deh di zaman itu ada lagu yang liriknya, "Aku bergetar disentuh dia, mataku terbang sampai ke langit, tubuhnya pun indah kupandangi, putih, mulus, dan seksi." Orang mana yang kepikiran bikin lirik kayak gitu? Lagunya sih benar-benar nemenin masa-masa balik sekolah sambil naik angkot. Bahkan lagu ini sampai sekarang masih jadi salah satu playlist wajib gue di Spotify pas lagi naik motor ketika pulang dari kantor. Video klipnya yang di mana dibintangi oleh Carissa Putri pun masih jelas di dalam benak.
Tasya, Writer
Utopia - "Antara Ada dan Tiada" (2003)
Sebagai single yang melambungkan band Utopia, "Antara Ada dan Tiada" adalah lagu yang amat populer dan membekas. Tapi bagi saya, lagu ini menjadi pengingat akan masa kecil, ketika saya banyak menghabiskan waktu di depan televisi. Sebagai penonton setia televisi lokal sekaligus pencinta acara bertema mistis, sinetron Di Sini Ada Setan adalah salah satu tayangan favorit. Setiap kali menonton episodenya, bagian opening yang menggunakan lagu "Antara Ada dan Tiada" tak pernah saya lewatkan.
Mugsitho A., Lead Producer
Pee Wee Gaskins - "Berdiri Terinjak" (2009)
Ketukan irama pop punk, lengking synthesizer, fesyen nyentrik dengan topi trucker dan gaya rambut emo. Medio tahun 2000-an Pee Wee Gaskins jadi tolok ukur "keren dan gaul" anak baru gede yang hobi dengar atau main musik, termasuk saya. Memutar balik kenang pada masa itu, salah satu lagu favorit saya bahkan sampai saat ini adalah "Berdiri Terinjak" dirilis tahun 2009. Liriknya "dekat", melodi dalam aransemennya earcatching dan mudah meargasm jadi nuansa baru yang khas pada skena musik indie kala itu. Penggalan lirik yang ikonik dari lagu tersebut, "Ku tetap berdiri, apapun kujalani. Ku tetap berdiri, apapun kuhadapi. Berdiri terinjak, hadapi hidupku. Berdiri beranjak, kau bukan lawanku. Camkan apa yang kuucap." Sebuah kalimat yang bisa didengar, bukan?
Almer, Editor
Naif - "Senang Bersamamu" (2005)
Bagi saya, Naif merupakan salah satu band paling keren yang saya temui di usia muda. Berawal dari banyak video musiknya yang kerap berseliweran di televisi, saya kemudian semakin giat mengikuti musik mereka. Mudah ditebak bahwa Naif juga merupakan salah satu band pertama yang saya saksikan secara langsung sekaligus punyai rilisannya. Ketika dihadapkan dengan pilihan album mana yang ingin saya beli, The Best of Naif jadi pilihan mudah bagi saya yang pada saat itu lebih tertarik untuk mendengar lagu-lagu hits mereka yang biasa saya dengarkan baik di televisi maupun radio. Uniknya, dalam kompilasi ini juga terdapat dua lagu baru yang sengaja dibuat untuk album tersebut. Salah satunya adalah lagu penutup, "Senang Bersamamu", yang tak disangka-sangka malah menjadi favorit saya. Dengan melodi simpel, aransemen minimal, dan lirik romantis yang mudah dicerna, saya rasa lagu ini merupakan salah satu yang paling heartfelt dari diskografi Naif.
Dean, Kreatif
Peterpan - "Menunggumu" ft. Chrisye (2008)
Dengan seberapa banyaknya banger yang pernah dirilis oleh band Peterpan saat zaman saya SD dulu, perjalanan pulang sekolah mendengarkan lagu-lagu mereka lewat radio jemputan menjadi momen yang terus saya ingat sampai sekarang. Entah dulu ngerti atau nggak arti dari lagu-lagu Peterpan, tapi band ini menjadi favorit saya. "Menunggumu" featuring Chrisye merupakan lagu yang saya tunggu-tunggu keluar di radio setiap perjalanan pulang sekolah. "Bila rindu ini masih milikmu, 'ku hadirkan sebuah tanya untukmu, harus berapa lama aku menunggumu?" menjadi part favorit saya di lagu ini. Melihat ke belakang, di masa itu pun, saya belum mengerti arti "menggalau". Di otak SD saya, lantunan lagu-lagu dari Peterpan hanya nada-nada dengan lirik yang tidak terlalu saya mengerti, tetapi emosi dari lagu ini tetap tersalurkan. Pokoknya TOP 10/10.
Timo, Editor
Padi - "Semua Tak Sama" (2001)
Menyaksikan video klip "Semua Tak Sama" di TV nasional pada masa itu membuat saya langsung jatuh cinta dengan Padi. Ketika orang lain sudah mendengar Padi sejak merilis "Sobat", saya malah sebaliknya. Album Sesuatu yang Tertunda langsung menjadi incaran saya pada saat itu hanya demi mendengar "Semua Tak Sama" berulang kali. Tidak ada yang bisa saya ceritakan lebih jauh dari lagu ini. Intinya, secara aransemen sudah pasti sangat catchy. Sedangkan di sektor lirik sudah pasti tidak relate buat saya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar.
Rio, PR & Partnership
Melly Goeslaw - "Bimbang" (2002)
Seingat saya, lagu Bimbang dari Melly Goeslaw ini muncul sebagai backsound di film Ada Apa dengan Cinta saat tokoh utama Rangga dan Cinta sedang dirundung masalah percintaan. Romansa cinta di masa sekolah, lirik yang melankolis, dan petikan gitar akustik di lagu ini betul-betul jadi perfect combo. Hingga bertahun-tahun setelahnya, ketika dalam suatu obrolan muncul pertanyaan tentang lagu 2000-an apa yang paling membekas di ingatan, saya hampir selalu menjawab lagu "Bimbang" karya Melly Goeslaw ini.
(cxo/DIR)