Lima tahun sudah Travis Scott membiarkan para fans menunggu album terbarunya setelah terakhir kali merilis ASTROWORLD (2018) dengan hype yang sulit untuk dilawan oleh rapper lain di kelasnya. Dan menuju akhir bulan Juli 2023, kita dijanjikan satu penampilan yang siap menjadi salah satu tinta emas dalam sejarah genre hip-hop ketika Travis memainkan repertoar album Utopia di tengah-tengah piramida Giza pada tanggal 28 Juli nanti. Di luar urusan presentasi panggung yang akan dipersembahkan Travis, semua telinga lebih tertuju kepada bagaimana Utopia disajikan di tengah-tengah fans yang sudah kadung lapar atas masterpiece terbarunya.
Travis sudah memberikan pengakuan tentang bagaimana sound yang akan di-infuse ke dalam Utopia. "Setiap saya mendengarkan [Utopia], rasanya seperti dibawa kembali ke era Rodeo dan Owl Pharaoh," ucap Travis di atas panggung Wireless Festival. Pernyataan itu menimbulkan flashback tentang bagaimana masa-masa awal rapper berumur 32 tahun itu.
Rodeo sebagai album pertamanya yang diawali dengan mixtape Owl Pharaoh memang membuka jalan lebar bebas hambatan untuk Travis. Sound trippy dengan nuansa dark yang ada di dua karya pertamanya itu membuat para fans era awal berharap lebih kepada Utopia, karena banyak dari mereka mulai menyukai Travis berdasarkan aspek-aspek tersebut. Banyak orang yang rindu mendengarkan musiknya saat masih membawa dollar dalam namanya, Travi$ Scott. Pada masa itu, Travi$ bisa mengawinkan sound ala Kid Cudi dengan Kanye West, lalu dibaptis dengan autotune. Dan lahirlah Travi$ Scott.
Ciri khasnya yang perlahan luntur ketika berubah menjadi Travis Scott seperti membawanya lahir kembali dengan karya yang lebih dibutuhkan industri. Ya, industri lebih mencintai Travis di era Birds tn the Trap Sing McKnight, apalagi ASTROWORLD yang menjadi album tersuksesnya hingga saat ini. Ia mampu menciptakan karya yang lebih popular dengan eksplorasi yang melebarkan sayapnya ke berbagai spektrum baru.
Tapi, jika ia memang ingin kembali ke era Rodeo dan Owl Pharaoh dalam dunia Utopia, maka sudah seharusnya kita senang hati menyambutnya dengan tangan terbuka.
Back to the Future Bersama Utopia
Kerangka album Utopia memang sama sekali belum terdengar sedikit pun. Jika kita mau berasumsi akan terdengar seperti dua single terakhirnya: "Escape Plan" dan "Mafia", maka sebaiknya berdoa saja. Itu sama sekali tidak terdengar seperti apa yang dijanjikannya. Tapi, karena range waktunya sudah jauh berbeda, maka kedua single tersebut sepertinya sudah tidak relevan lagi.
Bagaimana dengan beberapa leaked snippets yang sudah muncul di internet? Sebaiknya jangan mendengarkan itu karena Travis sudah merilis tiga video pendek di Instagram-nya yang jadi teaser untuk Utopia.
Pertama, ada "Houston" yang seperti membawa kita ke masa muda Travis saat dirinya baru menginjakkan langkah pertamanya untuk mengenal musik. Kedua, ada "Miraval" yang memperlihatkan Travis sedang rekaman album di Prancis untuk Utopia dengan menciptakan beats sendiri—seperti apa yang ia lakukan di awal kariernya. Terakhir ada "Malibu" di mana Travis sedang di studio bersama legenda hidup Rick Rubin dengan pujian di tengah video.
Tiga video teaser itu menggambarkan perjalanan panjang, sekaligus refleksi diri Travis. Bagaimana ia mengawali karier sebagai produser dengan beats yang ikonik, lalu menjadi rapper yang membuatnya semakin meroket, hingga bekerja dengan orang-orang yang dulunya ia kagumi, sekarang berbalik kagum kepadanya.
Di tangan Travis, tahun 2023 membuatnya menjadi pengendali waktu. Ia ingin membawa kita kembali ke masa lalu, saat ia berusaha didengar lebih banyak orang bersama "DeLorean" yang dinamakan Utopia. Semua perjanjian yang sudah ia ucapkan—termasuk akan membawa genre psychedelic rock ke dalam Utopia—tertulis dengan rapi di dunia maya. Bagaikan kesaksian yang keluar dari mulut seorang penjelajah, semua hanya menjadi pernyataan semu hingga nantinya Utopia bisa kita lihat, dengar, dan rasakan pada waktu yang tepat, sesuai keinginan Travis Scott.
(tim/alm)