Di antara sejumlah nama musisi yang sukses mencuri pendengaran masyarakat, terselip satu nama band yang tampak mengambang di batas-batas cakrawala, lantaran lihai menyumbang warna-warna khas pada perkembangan musik di era sekarang, namun seakan urung tampil secara lebih mencolok, apalagi lantang menegaskan statusnya sebagai salah satu band paling berpengaruh di bumi persada nusantara. Ialah SORE Ze Band, atau yang kadung dikenal dengan nama SORE.
SORE adalah sebuah band dari jantung kota Jakarta, yang kini menyisakan trio Ade Paloh (gitar-vokal), Awan Garnida (bass-vokal), dan Bembi Gusti (drum-vokal). Sejak debut tahun 2002 silam, band yang mengusung Indonesiana Rock Revival ini, tanpa silap, terus konsisten menuangkan alunan-alunan melodis nan jazzy pada karyanya, sambil tetap menggandeng banyak nama musisi bertalenta lainnya di setiap proyek yang mereka kerjakan.
Meski jalannya tidak selalu mulus, SORE yang kerap dituding sebagai "mbahnya senja" tidak pernah hilang dari sorotan, sekalipun sinar mentari tak melulu garang menerpa tubuhnya. Justru itu, SORE yang sarat akan rasa kasih tidak pernah benar-benar menemui adzan maghrib yang menyudahi kemilaunya, ataupun merasakan panas mentari yang menghanguskan kulit. Mungkin ini adalah satu keuntungan, berkat kepiawaian dan kekompakan mereka memainkan seluruh instrumen menggunakan tangan kiri, yang lebih dianggap minggir dan keluar dari jalur umum.
Tetapi yang jelas, pada pusara rotasi yang mereka pilih secara sadar, SORE terus hidup dan menjalarkan keindahan. Sampai-sampai, terkadang SORE sendiri seperti lupa bahwa mereka adalah sebibit unggul yang mampu menumbuhkembangkan sekomplek taman asri, yang laun dihiasi bunga-bunga anggun, lengkap beserta kicau nyanyian burung, juga tarian kupu-kupu..
Setelah melalui masa tebang pilih yang menyayat hati, lalu merampungkan proses reboisasi dalam diri, SORE yang menginjak legal age, alias 21 tahun berkarya, pun kembali memperlihatkan langkah teranyar. Meski entah mau ke mana perginya, SORE seperti tengah menyambut musim semi seusai pandemi, dengan merekahkan album penuh keempat mereka, berjudul Quo Vadis, Sore? yang rilis awal tahun 2023 kemarin.
Hanya saja, sebelum terlalu jauh mengikuti langkah-langkah SORE ke tujuan ihwal mereka, penting untuk berkenalan lebih dalam dengan band yang mulanya turut digawangi Ramondo Gascaro (keyboard-vokal) dan Reza Dwiputranto (gitar-vokal). Paling tidak, agar SORE yang masih memegang wacana Indonesiana tetap lestari. Atau sekecil-kecilnya, beberapa lagu SORE di bawah ini dapat menjadi intipan penampilan SORE di pentas-pentas terdekat, khususnya sebagai line-up di CXO Media Live on Stage, di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, pada Sabtu, 15 Juli 2023 nanti.
5 Lagu Untuk Berkenalan dengan SORE
Berikut adalah setengah lima lagu dari SORE rangkuman CXO Media, yang kiranya dapat membukakan pintu kepada Sore sesungguhnya-dan bukan senja.
"Sssst..." - Sorealist (2013)
Judul lagu ini memang dapat dimaknai sebagai pertanda atau perintah untuk tidak mengeluarkan suara. Tapi pada kenyataannya, "Sssst..." adalah salah satu karya SORE yang paling lantang dinyanyikan ketika dibawakan di atas panggung. Bagi sebagian besar orang, "Sssst..." merupakan pintu gerbang pertama menuju mahligai karya-karya SORE.
Walaupun makna di belakangnya tetap rumit untuk diterjemahkan, minimal satu nomor dari album kompilasi Sorealist ini dapat dijadikan isyarat kepada setiap yang meragukan kiprah SORE pasca berpisah jalan dengan Mondo Gascaro beberapa waktu sebelumnya.
"No Fruits for Today" - Centralismo (2005)
Baik secara literal maupun figuratif, kata "Sore" memiliki sepaket makna yang paradoksikal. Seperti kata Awan Garnida, "Sore adalah waktu terbaik [di suatu hari]. Cuacanya nyaman, namun belum gelap. Kalau dibaca secara terbalik, akan menjadi kata 'Eros', yang dalam bahasa Yunani berarti cinta." Tetapi, sisi lain SORE juga bermakna garang dan krusial, sebagaimana kapabilitasnya menyudahi runutan ritual di hari yang padat.
Walau demikian, SORE sendiri tidak kehilangan makna-maknanya akan cinta, yang turut cinta memang menjadi salah satu tema besar di dalam diskografi SORE-walaupun tidak semuanya manis dan indah. Contoh nyatanya adalah "No Fruits for Today" dari dari album perdana, Centralismo, yang hujan pujian pada masanya, dan direkognisi sebagai core utama dalam kekaryaan SORE.
Segelintir orang bahkan bersepakat kalau "No Fruits for Today" dan Centralismo merupakan pondasi Ramondo-pop, yang melatari jalan gemilang SORE. Namun, persis seperti bagian inti dalam lagu tersebut, representasi SORE dan karya-karyanya tidak pernah segamblang bayangan waktu pertama kali mendengar, apalagi cuma melihatnya dari kejauhan. Termasuk gocekan makna yang termuat di dalam lirik "I love you when you love me/ we're gonna make a big family".
Pun belakangan, musik khas SORE perlahan disebut sebagai formulasi Paloh-Pop, walau kemudian diluruskan kembali oleh Ade Paloh sendiri, bahwasanya yang mereka mainkan adalah hal kolektif, dan istilah SORE-Pop adalah sematan yang lebih bijak untuk dilekatkan.
"There Goes" - Los Skut Leboys (2015)
Lagu satu ini di-plot sebagai single pembuka dari album penuh ketiga SORE, Los Skut Leboys (2015), yang sekaligus menandakan perjalanan pertama SORE tanpa sentuhan Mondo. Ade Paloh yang menyumbangkan lirik dalam "There Goes" menganalogikan nomor pembuka Los Skut Leboys ini sebagai setangkai bunga yang tidak berada di taman, melainkan tumbuh liar di padang rumput.
Kendati seperti itu, sang bunga tetap mampu merekah indah dan berhasil menyajikan keindahan kepada setiap yang menjumpainya dengan ikhlas, sebagaimana seisi albumnya yang digarap oleh empat punggawa tersisa SORE di masa itu. Intinya, walaupun keabsahan "There Goes" sebagai salah satu karya ikonik SORE masih diperdebatkan, lagu ini mengandung seuntai nuansa-nuansa minimalis, segar, dan tidak terduga, yang turut bertalian kuat dengan isian di sejumlah track lain dalam Los Skut Leboys.
"Bantal Keras" - Sorealist (2013)
Satu lubang kunci yang wajib dipenuhi ketika hendak mengalami SORE secara esensial adalah beberapa nomor di album kompilasi Sorealist. Sebab, selain "Sssst..." yang sudah tercantum di atas, sepasang nomor lain: "Bantal Keras" dan "Musim Ujan" merupakan dua monumen persembahan SORE yang sentimental, lantaran masih mengandung campur tangan Mondo yang hengkang dan membisu beberapa waktu sebelumnya. "Bantal Keras" sendiri boleh dibilang memuat pernyataan maaf SORE kepada sesama mereka-khususnya kepada Mondo, di samping gubahan kolaboratif Ade (lirik) dan Mondo (musik) pada lagu "Musim Ujan".
"...Dan salahku/ dia hilang/ Terhempas kemarau waktu yang menggarang/ Dan salahku/ tak kujelang/ Seribu juta masalah rapuh, bisu..."
"Setengah Lima" - Ports of Lima (2008)
Mungkin lagu ini adalah salah satu kesayangan para pendengar setia SORE yang mendadak kecanduan dengan irama-irama menghanyutkan setelah mendengar "Setengah Lima" untuk pertama kalinya. Meskipun isian dan liriknya terbilang singkat dan tidak muluk-muluk, repetisi larik "mati suri di taman" terasa sudah cukup untuk merangkum segala yang termuat di dalamnya.
Beberapa orang mengaitkan isi lagu ini dengan pukul 4:20 yang penuh aroma kedamaian. Sementara beberapa yang lain, tidak mau repot-repot menginterpretasikannya, alias hanya berpuas saat mengulang-ulang "mati suri di taman", yang memang jarang diucap atau didengar di lain kesempatan.
Lebih jauh lagi, lagu "Setengah Lima" juga dipanjang-lebarkan oleh Is (eks vokalis Payung Teduh) ke lagu "Menuju Senja", yang laris dan popular di awal 2000-belasan, hingga ikut mengantarkan Payung Teduh ke singgasana per-senja-an. Satu lagi, meski diksi beserta suara kematian berputar-putar sepanjang 4 menit 16 detik di "Setengah Lima", lagu ini justru mampu menciptakan banyak kehidupan di taman yang berbeda-beda. Dan seperti bilangan yang tertulis pada judulnya, lagu ini juga dianggap memiliki kecocokan nuansa SORE-baik sebagai sebuah band maupun sepotong periode di dalam satu hari.
***
SORE akan tampil secara eksklusi di Indofood presents CXO Media Live on Stage bersama Reality Club dan Epik High, hari Sabtu 9 Juli 2023, di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta. Kalau kamu ingin menikmati SORE yang sesungguhnya, segera dapatkan tiket official-nya hanya di laman event.detik.com atau hubungi WhatsApp CXO Media. Informasi lebih lanjut mengenai Indofood presents CXO Media Live on Stage bisa diakses melalui Instagram CXO Media.
(RIA/tim)