Apa yang membuat karier musik suatu grup atau musisi bisa bertahan lama—bahkan dengan fanbase antargenerasi? Menghasilkan musik yang berkualitas tentu merupakan hal terpenting, tapi terdapat banyak faktor lain yang lebih personal perihal attachment seseorang terhadap grup atau musisi tertentu.
Dalam eksistensinya selama lebih dari dua dekade, Epik High telah tumbuh bersama penggemarnya, selain juga menarik penggemar-penggemar baru dari generasi setelahnya. Sebagai salah satu pioneer hip-hop di Korea, pengaruh Epik High memang tidak bisa dianggap remeh. Warna musik yang unik, penulisan lirik yang tajam dan personal, serta persona yang mereka bawa layak menempatkan grup ini pada posisi spesial dalam industri musik Korea Selatan. Namun, apa saja yang membuat musik Epik High relatable bagi pendengar dari berbagai usia secara pribadi? Di sini, kami mencoba bertanya langsung pada sejumlah pendengar Epik High.
Yudha, 29
Social Media Specialist
Pertama gue attached ke musik Epik High itu di lagu "Map the Soul" featuring MYK, yang gue interpretasikan sebagai perjalanan hidup yang mengantarkan kita sampai di titik sekarang ini. Gue bisa relate ke lagu ini karena masa kecil gue sendiri yang bisa dibilang kurang menyenangkan. Awal-awalnya—seperti fans lain—gue tertarik ke musik mereka karena karakternya yang beda dari musik Korea kebanyakan. Sebenarnya, lumayan "banyak" sih, yang kayak mereka, tapi Epik High terhitung sebagai sedikit dari yang bisa berhasil menembus pasar. Seiring gue tumbuh dewasa bareng progresi musik mereka, sekarang yang gue rasa kuat banget dari Epik High itu storytelling-nya. Lirik-lirik mereka yang semakin personal terasa semakin relatable seiring waktu, dan menurut gue ini adalah aspek terbaik dari Epik High sekarang.
Sasya, 25
Lead Producer
Bagaimana Tablo bisa survive dari skandal yang memfitnahnya soal memalsukan gelar dari Stanford membuat gue merasa kagum karena mentalnya kuat banget. Dari masalah yang dilalui, Tablo bisa menerjemahkannya jadi lagu-lagu dengan lirik yang brilian dan bisa membuat pendengarnya mengerti, bahkan mengapresiasi journey pribadinya. Di masa saat industri musik Korea semuanya dikalkulasi dengan sangat sistematis—dengan persona idol yang dibentuk sedemikian rupa—Epik High bisa eksis dengan menjadi diri mereka sendiri. Baik secara personal atau sebagai grup, bagaimana Epik High melawan arus persona idol yang "dipoles" melalui pembawaan yang apa adanya terasa lebih relatable bagi pendengar. Unik, genuine, dan pure quality—menurut gue mendefinisikan apa itu Epik High.
Ghina, 25
Mahasiswi Pascasarjana
Walau gue sudah familiar dengan Epik High sejak lama, yang membuat gue menggali musik mereka lebih jauh adalah BTS, karena RM dan Suga juga sering menyebut mereka sebagai influence. Gue nggak bisa banyak bicara soal Epik High, tapi kalau soal musik, yang pertama terlintas di pikiran gue adalah seberapa honest mereka—from their lyrics, the way they give credits where it's due, and the way they carry themselves. Epik High juga sangat passionate soal musik mereka, so when honesty meets passion... it's gonna hit you different. They're just a bunch of fun dads with top tier humor and banger music! Selain dari musiknya, The Tablo Podcast juga banyak menemani masa-masa terpuruk gue saat mengerjakan skripsi.
Tasya, 25
Writer
Pengetahuan saya mengenai skena musik Korea Selatan, apalagi di luar musik pop, sebenarnya sangat minim. Tapi berdasarkan testimoni orang-orang, mereka semua mengatakan bahwa Epik High adalah grup musik influential yang beranggotakan "bapak-bapak keren". Akhirnya lewat rekomendasi seorang teman, saya mencoba mendengarkan "Home is Far Away". Saya pun langsung takjub dengan cara Epik High menggambarkan emosi manusia yang kompleks. Lagu ini terasa amat sedih, tanpa terdengar corny atau melankolis. Liriknya berbicara mengenai rasa letih dan keterasingan, yang saya rasa relatable dengan banyak orang. Sebagai pekerja komuter, "Home is Far Away" menggambarkan perasaan saya di hari-hari buruk ketika saya merasa sudah tidak punya energi bahkan untuk melakukan perjalanan pulang. Lagu ini jugalah yang akhirnya membuat saya tertarik untuk menjelajahi musik Epik High yang lain.
Tuwuh Asri, 24
Quality Assurance
Gue pertama kali tahu dan mendengar Epik High itu sejak gue SMA (2016), dari album Shoebox. Awalnya, karena waktu itu gue lagi senang ngulik musik hip-hop Korea, dan juga ter-influence kakak gue yang sering memutar lagu-lagu Epik High ketika kita pergi bareng. Berawal dari sana, gue jadi mengikuti semua album mereka sampai sekarang. Titik di mana gue merasa attached sama musik Epik High itu dimulai di EP Sleepless in __________, tahun 2019. EP ini kayaknya adalah yang paling personal di antara album-album Epik High selama ini. Bisa dibilang, karya-karya mereka mudah untuk membuat kita bisa relate dengan pengalaman dan perasaan mereka. Gue sendiri kadang merasa kayak lagi di-puk-puk-in karena ternyata bukan cuma gue sendiri yang pernah merasa seperti itu, haha. Selain itu, Epik High juga sering menampilkan feature yang di luar ekspektasi pendengarnya.
Secara persona, gue suka dengan cara mereka berinteraksi baik sebagai grup atau individu. Masing-masing punya "warna"-nya tersendiri, tapi juga saling melengkapi. Contohnya, Tablo yang sering berinteraksi dengan fans-nya di Twitter dan membuat kita merasa included dalam perjalanan grup mereka. Kadang lucu, sih, gimana Tablo malah sering sharing informasi soal Epik High yang sebenarnya TMI. Mulai dari konten yang mereka buat sampai musik yang mereka rilis, secara identitas nggak pernah berubah dari dulu, sekaligus juga selalu fresh.
***
Epik High sendiri akan menyapa penggemarnya langsung di Jakarta, yang disebut oleh Tablo sebagai "the greatest people in the world". Saksikan langsung penampilan mereka di CXO Media Live on Stage! Bagi kamu yang masih belum mendapatkan tiket, beli tiketnya sekarang juga melalui event.detik.com! Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi langsung Instagram CXO Media.
(cxo/alm)