Ketika publik tanah air tengah gaduh berebut tiket Coldplay—yang akan tampil pertama kali di Indonesia—Afgan yang cukup dikenal dengan "Sadis"-nya lantas bersikap tak acuh. Ia mengaku tidak ikut menonton, meski sangat menggemari Mylo Xyloto (2009) dan mendapuknya sebagai salah satu album yang mengubah hidup.
"Aduh nggak [nonton]. Nggak ikut war sih," kata Afgan. "Tapi nanti juga ada yang jual, kan, biasanya?" susulnya sambil tertawa ringan.
Alih-alih mengecap Afgan sebagai fans Coldplay yang kurang sejati, hal ini malah terasa mafhum dan pas di akal. Karena dalam kurun lebih dekat, solois yang masih mendengarkan Mylo Xyloto dalam kesehariannya itu juga akan menggelar konser tunggal bertajuk Afgan Evolution Live in Jakarta, yang diagendakan berlangsung tanggal 1 Juli mendatang, di Tenis Indoor, Senayan.
Tajuk 'Evolution' sendiri bukan barang baru bagi Afgan dan penggemar. Sebab selain sudah pernah dipasang saat menggelar show di Malaysia akhir tahun lalu, makna evolusi memang tengah bergaung kencang sepanjang satu setengah dekade karir sang musisi. "Sebenarnya 'Evolution' ini bukan cuma mau nge-highlight 15 tahun berkarier doang, tapi juga evolusi musik Afgan selama 5 tahun terakhir," tutur Afgan ketika mampir ke kantor CXO Media, awal Juni kemarin.
Menelisik Perubahan Afgan
Alasan Afgan memakai nama 'Evolution' untuk konsernya bukanlah gimmick industri semata. Tentu, tuduhan ini bisa ditepis mentah-mentah lantaran Afgan memang tidak berniat lari di tempat, apalagi melangkah mundur. Sejak pertama kali menghentak industri musik tanah air tahun 2008 silam, pria kelahiran Jakarta, 34 tahun yang lalu itu terus bertumbuh kembang.
Sedari gaya penampilan yang menjadi lebih flamboyan dan stylish, musik Afgan pun menjalar ke berbagai arah, seakan tidak mau terbataskan. Senada dengan looks-nya, citra musik Afgan juga perlahan-lahan terdengar lebih segar, dengan menjamah nuansa-nuansa lintas-genre pada nomor-nomor teranyar.
Sebut saja album Wallflower (2021) yang kental R&B dan penuh kolaborasi bersama musisi kenamaan seperti Jackson Wang, Robin Thicke, dan B.I; EP (extended play) berbahasa Indonesia +62 yang bernuansa lawas; dan tanpa melupakan kelihaiannya saat membawakan nada-nada ballad, seperti tembang popular "Mengertilah Kasih" milik Ruth Sahanaya, yang didaurnya bersama komposer Andi Rianto, pertengahan bulan Mei lalu.
"Aku suka lagu ["Mengertilah Kasih"] ini dari SMP, waktu pertama beli kasetnya Mama Uthe," kata Afgan. "Selain nyokap juga suka banget sama lagu ini, tahun 2018 kemarin sempat ngobrol sama Mas Andi, buat nge-tag kalo misalnya mau di-remake".
Single "Mengertilah Kasih" dengan konsep musik berbeda barusan, hanyalah salah satu bukti tiupan angin segar pada tapak karir seorang Afgan, yang semakin eksploratif selama beberapa tahun terakhir. Paling tidak, hal ini bisa dilihat sebagai perilaku "seorang remaja" yang menjemput kematangan di segala situasi; baik saat diiringi alunan orkestra yang majestic, maupun saat melantunkan larik-larik R&B yang asik.
Waktu ditanya lebih lanjut mengenai kemungkinan "Mengertilah Kasih" sebagai satu nomor di proyek album terbarunya, musisi dengan 5 juta pengikut di Instagram ini malah memberikan bocoran halus soal diskografi teranyarnya. Ia bilang, "Habis ini, albumnya bahasa Inggris lagi."
Mister Lotus
Di usia karier yang menginjak masa remaja, Afgan yang dulu terlihat kalem kini beranjak bandel, tapi, dalam arti positif. Maksudnya, di saat banyak musisi sebayanya terjebak pada formula itu-itu saja—yang ditaksir lebih mungkin diterima pasarnya sekali lagi—Afgan justru keluar dari kotak, dan urung menyerah dalam menjajal hal-hal baru.
Dalam hal pertunjukan, Afgan Evolution Live in Jakarta yang menjadi konser ketiganya disebut sebagai yang paling berbeda, terutama jika dibandingkan dengan penampilannya di festival-festival musik lain, yang harus berbagi panggung dan memiliki durasi terbatas. Di sini Afgan akan menyelipkan tiga section atau tiga babak performance—dibagi berdasarkan genre-genre yang pernah ia mainkan: R&B, ballad, dan retro.
"Konser pertamaku itu waktu umur 25 tahun. Konser kedua 10 tahun berkarya, dan yang ketiga ini 15 tahun. Nah, secara pertunjukan, konser ini akan lebih berbeda karena aku bisa lebih leluasa dan maksimal untuk mengekspresikan dunia yang aku maksud, juga bisa lebih bebas secara kreatif," jelasnya.
Sedangkan perihal "evolusi" pada karyanya secara lebih menyeluruh, Afgan tidak memungkiri kalau album Wallflower merupakan titik perubahan dirinya yang paling terasa. Hanya saja, ia menegaskan kalau sedari awal karyanya telah mengalami transformasi secara berangsur-angsur. Terlihat dari lagu-lagu ballad andalan di awal karier, lalu lagu nge-beat seperti "Dia Dia Dia", juga nomor retro "Lenggang Puspita".
"Jadi sebenarnya banyak banget genre musik yang aku mainkan dan aku suka, dan aku pun ngerasa nggak pernah terbatas sama satu genre,"imbuhnya, lalu meneruskan, "Ya, walau aku memang dikenal dengan karya-karya pop, tapi sebenarnya aku anaknya R&B banget," sambil sedikit tertawa.
Di perbincangan singkat kami, menariknya Afgan yang sempat menghabiskan waktu di London, Inggris, selama satu bulan kembali memberikan satu bocoran tentang masa depan. "Ada satu project baru yang lagi aku buat di London bareng produser dari Inggris. Dan, sound-nya nanti bakal lebih ke elektronik mix sama pop dan sama R&B, atau di-mash-up." Dirinya pun tidak menutup kemungkinan kalau karyanya nanti bisa jadi terpengaruh karya-karya dari The Weeknd atau Troye Sivan, yang saat ini sedang digemarinya. "Agak lebih gelap, sih," lengkapnya.
Secara tidak langsung, gesture terbaru dari Afgan ini seperti menyiratkan satu pijakan besar: untuk berkembang ke luar negeri. Ia pun mengiyakan, meski menyebut jalannya tidak akan mudah. "Itu kayak dari nol lagi. Susah...ya, tapi, itu salah satu goal yang semoga bisa dicapai dan ya, usaha dulu aja. Hasilnya? Ya, mudah-mudahan sajalah," jawab Afgan seraya terkekeh.
Ketika diminta mengandaikan dirinya menjadi suatu makanan atau tumbuhan, pria yang akrab disapa Agan ini menyebut dirinya seumpama bunga lotus, lantaran mereka memiliki sejumlah kesamaan. "Lotus itu bisa bertahan di segala situasi. Bunganya selalu bisa mekar di permukaan, tapi akarnya menancap kuat di tanah."
Persembahan untuk Afganisme
Afgan Evolution Live in Jakarta adalah persembahan untuk semua orang yang setia menemani Afgan sepanjang jalan, khususnya, Afganisme (sebutan untuk penggemar Afgan). Untuk itu, Afgan telah menyiapkan beberapa hal berbeda dengan sejumlah kejutan spesial, termasuk duet bersama sang idola, yang namanya masih dirahasiakan.
Saat kami coba sebutkan sejumlah nama yang kebanyakan orang-orang yang berperan di album perdananya, Afgan justru membalas dengan tertawa, karena tiada satu nama pun yang mendekati. "Jadi, aku bakal collab sama idolaku dari dulu. Sosok yang aku belum pernah ketemu secara langsung, tapi orangnya sudah meninggal," bisiknya. Tapi, mimpi Afgan satu ini akan tetap terwujud, meski harus mengandalkan bantuan teknologi virtual.
"Buat 'Mengertilah Kasih' featuring Andi Rianto juga akan ditampilkan berbeda. Kalau untuk promo-promo dibawa pake 'minus one' saja, nanti untuk pertama kali dibawakan secara live orchestra. Nggak full, cuma skalanya grande," ucapnya.
"Intinya, di 'Evolution' ini aku mau mengajak semua yang nonton masuk ke duniaku secara lebih immersive. Jadi, kayak masuk ke universe yang selama ini cuma ada di imajinasiku, tapi kali ini diwujudkan jadi sebuah pertunjukan nyata."
Afgan juga menyebut, pertunjukan nanti akan menjadi sebuah dunia berbeda dari sang musisi, yang mana telah menemukan makna-makna—dan pendengar—baru, ketika ia memperluas diskografinya ke genre berbeda.
Afgan Evolution Live in Jakarta akan berlangsung hari Sabtu, 1 Juli 2023 nanti. Informasi ter-update mengenai konser 'Afgan Evolution Live in Jakarta bisa diakses melalui akun Instagram @afgan__, sementara tiketnya bisa didapat di tautan berikut ini.
Saksikan juga wawancara eksklusif CXO Media bersama Afgan di kanal YouTube CXO Media, dan dapatkan kesempatan menyaksikan Afgan Evolution Live in Jakarta secara langsung, dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku di Instagram CXO Media.
(RIA/tim)