Interest | Art & Culture

Syakieb Sungkar Pamerkan 'Bingkai-bingkai Lamunan' di Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum

Senin, 12 Jun 2023 15:00 WIB
Syakieb Sungkar Pamerkan 'Bingkai-bingkai Lamunan' di Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum
Foto: Riz Afrialdi - CXO Media
Jakarta -

Julukan manis, "The Right Man on The Right Place at The Right Time," sepertinya boleh diarahkan kepada Syakieb Sungkar. Seorang kolektor lukisan berpengalaman, penulis, pengunjung setia museum-museum sarat sejarah dan budaya, penggiat filsafat, pebisnis, juga seorang pelukis, yang baru saja membuka pameran "Dreams", di Galeri Museum Cemara 6 - Toeti Heraty, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu, 3 Juni 2023.

Makna sebutan hiperbol "The Right Man on The Right Place at The Right Time" bagi Syakieb juga kian bermakna, sebab meskipun titel kolektor lukisan sudah terlanjur melekat di kerah bajunya, Syakieb Sungkar justru berani melampaui kecintaanya terhadap seni grafis, dengan terus konsisten memainkan kuasnya.

Selain itu, lokasi pamerannya juga terasa tepat, karena Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum sebagai venue didirikan oleh seorang kolektor legendaris, Toeti Heraty, yang boleh dibilang memiliki kesamaan dengan jati diri sang seniman. Pameran "Dreams" sendiri merupakan kali kedua Syakieb menggelar unjuk karya tunggal. Sebelumnya, ia pernah memamerkan karya-karya bertema realis pada eksebisi tunggal perdana di Ubud, Bali, tahun 2021 lalu.

"Pertama, waktu awal saya ikut pameran, saya punya intensi untuk memperlihatkan kepada khalayak bahwa saya bisa melukis dengan bagus. Jadi basic-nya realisme. Apa yang saya lihat itu yang saya gambarkan," kata Syakieb saat ditemui CXO Media pada pembukaan Dreams, beberapa waktu lalu.

Di gelaran yang berlangsung hingga 17 Juni ini pula, Syakieb seperti tengah mempertunjukan kelihaiannya berkarya. Terbukti dari total 16 bingkai lukisan lintasgaya yang berasal dari angan-angan, mimpi, hingga kontemplasi.

"Di pameran ini, karya-karya saya lebih berbeda karena bukan berasal dari apa yang saya lihat, tapi apa yang saya angankan, saya pikirkan, saya impikan. Itulah mengapa karya-karya dalam pameran muncul ke permukaan," tambahnya. Menariknya, selain lihai menuangkan mimpi-mimpinya ke atas kanvas, "Dreams" sendiri merupakan salah satu angan yang Syakieb pendam.

"Pameran tunggal kedua ini memang sesuatu yang saya impikan," jelasnya, sambil menjabarkan mengapa acaranya digelar di Pusat kota Jakarta. "Karena dulu, saya pameran jauh-jauh dari Jakarta, sehingga beberapa teman komplain 'tidak bisa melihat'. Nah sekarang, pameran ini saya buat di dalam kota [Jakarta], agar lebih terjangkau, bisa lebih dinikmati."

Anna Sungkar, selaku kurator 'Dreams' menjelaskan bahwa karya-karya di pameran ini seluruhnya dikerjakan sejak awal tahun 2023. Ia menyatakan kalau seluruh ide yang akhirnya tertuang ke kanvas merupakan "suatu endapan, suatu luapan murni yang berasal dari kepala Mas Syakieb," terutama setelah beberapa kali mengikuti pameran bersama, menempuh jenjang studi filsafat, hingga pengalaman menghidupi masa pandemi yang menjenuhkan.

Anna yang juga berstatus istri dari Syakieb Sungkar, ikut membubuhkan, bahwa sebelum jauh-jauh mencerna karya-karya Syakieb Sungkar yang terangkum dalam pameran "Dreams", pameran ini memang berarti impian Syakieb secara literal. "Malah, mau ketiga, keempat, kelima dan seterusnya, menggelar [pameran] ini jadi mimpi-mimpi kami bersama," tutur Anna.

.Karya lukisan Syakieb Sungkar/ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Mimpi-mimpi Duo Sungkar

Anna Sungkar membingkai seluruh karya Syakieb ke dalam satu tema mimpi karena ia menemukan kesamaan antara komposisi dalam karya-karya Syakieb dengan situasi dan struktur di dalam mimpi. Hal serupa juga disampaikan oleh Anna dalam tulisan kuratorial 'Dreams'. "Syakieb, sedang membawa pemirsa ke negeri antah-berantah, di mana semua tokoh dalam lukisannya terlihat tidak mempunyai motif yang jelas dalam melakukan tindakan."

"[Mimpi-mimpi] yang ada di sini biasanya soal apa yang terjadi di sekitar [Syakieb]. Tapi, bukan cuma hal-hal yang meresahkan aja, kadang hal-hal jenaka atau perihal serius yang dipikirkan, dan itu biasanya ke dalam mimpi. Terus biasanya kalau sudah mimpi begitu dia bikin skets, lalu bilang ke saya, 'ini bagus nggak?' Saya jawab, 'pindahin aja ke kanvas,'" kisah Anna.

Beberapa karya dalam pameran ini memuat kritik sosial, sementara beberapa yang lain bersifat personal. Dalam editorial katalog, karya-karya Syakieb turut disebut "meminjam" gaya para maestro, seperti Salvador Dali, Pablo Picasso, dan Nyoman Masriadi secara unik, lantaran tampil dengan tegas di atas kanvas.

Secara personal, Anna menanggap bahwa benang merah pameran tunggal Syakieb ini berada di katalog-katalog surealis, yang memadukan hal-hal berseberangan, memamerkan kontradiksi, juga memuat horison-horison yang khas. Sang kurator juga membedah beberapa tingkat pengertian mimpi-mimpi Syakieb Sungkar secara lebih lanjut.

Arti yang pertama berada di ranah bawah sadar, sehingga semesta yang diciptakan pada lukisan jadi terlihat kacau, tidak logis, berantakan, dan salah tempat; arti kedua berada di garis abu-abu, atau di antara kejadian yang sebetulnya ia tidak tahu pasti keadaan atau kebenaran yang sesungguhnya; sementara arti yang ketiga tersusun atas karya-karya yang ia kagumi, lalu membuat ulang dengan tafsir yang lebih segar.

Di lain sisi, sekalipun impian, lamunan, hingga khayalan Syakieb kali ini terlihat cukup sederhana dan bebas untuk diinterpretasikan, kejelian audiens dalam membaca karya-karya terbaru Syakieb tetap diperlukan.

"Bentuk-bentuk karya [dalam pameran Dreams] adalah bentuk-bentuk yang surealis. Sehingga, kita tidak bisa melihat karya ini semata-mata dengan logika. Tapi harus dengan logika yang terbalik-balik, logika alternatif, dan lain-lain," kata Syakieb.

Tak henti di situ, Anna lalu tidak menolak mentah-mentah jika lukisan-lukisan Syakieb ini dilihat sebagai suatu cerminan atau bocoran, dari banyak karya lukisan yang dikoleksi Syakieb. Ia bilang, "Namanya proses, otak manusia kan pasti merekam. Apalagi Mas Syakieb sendiri sudah 30 tahun menjadi kolektor, sudah melihat ribuan karya, gemar keluar ke museum dan senang membaca buku. Jadi tentu saja hal ini memungkinkan."

.Karya lukisan Syakieb Sungkar/ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Ruang Alternatif

Secara kasat mata, perbedaan karya-karya Syakieb pada pameran yang kedua dengan yang pertama terletak pada asal-muasal narasi lukisan. Jika sebelumnya Syakieb membingkai orang-orang di sekitarnya dengan realisme, maka kali ini giliran isu-isu yang setia menjadi lamunannya yang menjadi pokok bahasan utama.

Walaupun seperti itu, kejelian Syakieb tidak berhenti pada khayalan yang mengawang, tetapi masih dekat dengan apa yang berada di sekitar. Buktinya ia cerdik membingkai sejumlah tokoh dan karakter popular seperti Naruto, Luffy, hingga Captain America yang vokal di layar kaca; tanpa kehilangan akal saat menggambarkan tokoh-tokoh penting sekaliber Bung Karno, Yesus, Adam dan Hawa, bahkan sosok menteri pendidikan saat ini, Nadiem Makarim.

Pada titik ini, sekalipun orang-orang terdekat Syakieb masih menghiasi bingkai-bingkai terbarunya, sebut saja sosok Goenawan Mohamad (GM), Masriadi, juga Jasdeep (eks art manager-nya) , poin utama pada narasi ini tetap berkutat di nilai-nilai impian yang ada di kepala Syakieb, alias tidak memboyong citra para tokoh secara cuma-cuma.

"GM yang ini kan bukan yang bisa kita lihat sehari-hari. Ini GM impian. Sosok yang romantis, flamboyan, mengenakan jaket, kembang dan syal, sesuatu yang tidak bisa ditemukan dari GM pada kesehariannya. Jadi pada dasarnya ini impian juga," terang Syakieb perihal bagaimana ia menggambarkan tokoh-tokoh yang ada disekitarnya pada realitas khayalan.

"Karya seni sedapat mungkin harus memberikan dunia alternatif terhadap kenyataan yang sebenarnya. Karena kenyataan sebenarnya itu pedih, perih, tidak adil, maka kita harus memberikan dunia yang lebih impian, dunia yang menyenangkan, yang lebih bisa bersuara, atau lebih santai," kata Syakieb.

Singkatnya, ia melihat bahwa karya seni berada di suatu diskursus yang membentuk ruang, bahkan mampu memposisikan diri sebagai saluran alternatif. Jika penasaran dengan lamunan Syakieb Sungkar yang berujung di atas kanvas, 'Dreams' yang dipamerkan sejak Sabtu, 3 Juni masih bisa dikunjungi sampai dengan Sabtu, 17 Juni 2023 mendatang di Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum. Giat karyanya juga bisa diakses melalui akun Instagram Syakieb Sungkar dan Cemara 6 Galeri.

"Selanjutnya? Pertama kan sudah soal orang di sekitar. Kedua soal dalam diri. Kalau selanjutnya, saya belum pikirkan. Masih dalam formulasi. Mungkin setelah pameran ini saya akan istirahat sebentar, baru saya formulasikan lagi apa yang saya inginkan," tutup Syakieb sambil tertawa ringan.

[Gambas:Audio CXO]

(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS