Malta merupakan sebuah negara kepulauan di Eropa yang berada di tengah-tengah Laut Mediterania. Meskipun kecil, negara ini memiliki paling tidak lebih dari 300 gereja yang tersebar di seluruh negaranya. Yang membuat negara ini unik adalah fakta bahwa gereja-gereja yang tersebar di sana banyak yang memiliki dua jam besar di kedua sisi bangunannya. Alih-alih menunjukkan waktu yang tepat, salah satu jam yang dipasang tersebut justru secara sengaja menunjukkan waktu yang salah, disebut juga sebagai clock of confusion.
Beberapa gereja yang menggunakan dua jam ini antara lain adalah St. Paul Cathedral di Mdina, St. Paul Church di Munxar, St. Margaret Church di Sannat, Gozo, dan masih banyak yang lainnya. Dipasangnya dua jam yang menunjukkan waktu berbeda ini tentu memiliki tujuan dan maksudnya tersendiri. Jam yang dipasang di sebelah kanan biasanya menunjukkan waktu yang benar, namun tidak dengan yang di sebelah kiri. Jam besar yang dipasang di bagian kiri gereja secara sengaja menunjukkan waktu yang salah.
Berdasarkan kepercayaan warga sekitar, keberadaan dua jam yang menunjukkan waktu berbeda ini memang ditujukan untuk membuat bingung roh jahat yang kerap menggoda manusia yang sedang atau hendak beribadah. Sedangkan, manusia tidak akan terkecoh karena mereka yang taat beribadah tidak pernah bergantung pada waktu dan hanya mengikuti suara bell yang dibunyikan untuk memanggil jemaat gereja.
Adanya dua jam yang dipasang di kedua sisi gereja dengan waktu yang berbeda ini ternyata memiliki sejarahnya tersendiri. Menurut cerita rakyat yang beredar di Malta, cerita mengenai adanya dua jam yang berbeda ini berawal semenjak abad ke-18 di mana sangat banyak hal-hal buruk yang menyerang sebuah desa di Malta. Mulai dari epidemik, gagal panen, hingga kematian misterius yang terus menghantui komunitas yang ada. Karena hal-hal ini lah, masyarakat percaya bahwa tempat yang mereka tinggali dipenuhi oleh gangguan roh jahat bahkan terkutuk.
Karena kejadian buruk terus terjadi, masyarakat akhirnya mengkonsultasikan masalah tersebut pada pendeta sekitar. Mendengar laporan ini, pendeta pun memberikan saran untuk mengusir roh jahat yang diyakini bertanggung jawab atas kejadian-kejadian malang ini. Saran yang diberikan oleh pendeta pada masyarakat adalah dengan memasang dua jam di alun-alun desa dengan satu jam disetel ke waktu yang tepat dan yang lainnya diatur 5 menit lebih cepat.
Adanya perbedaan waktu yang dipasang pada kedua jam tersebut dipercaya akan membingungkan roh-roh jahat. Cara yang disarankan tersebut ternyata berhasil untuk mengatasi berbagai masalah yang ada dan penduduk desa pun hidup dengan tenang. Semenjak kejadian ini, jam menjadi suatu benda yang penting sebagai identitas masyarakat di sana.
Keberadaan dua jam yang disebut sebagai "clocks of confusion" oleh masyarakat Malta ini terus dipercayai dapat menjaga mereka dari gangguan roh jahat dan setan yang memang selalu menggoda manusia untuk tidak beribadah dan melakukan hal buruk.
Meskipun berdasarkan sejarah keberadaan dua jam yang dipasang untuk menunjukkan waktu yang berbeda secara sengaja ini dikatakan sebagai sebuah cara untuk mengusir atau mengecoh roh jahat, beberapa dari mereka tidak sepenuhnya percaya dengan hal ini. Ada yang mengatakan bahwa dua jam yang berbeda ini hanya sekadar sebuah kesalahan teknis yang membutuhkan pemutaran dan perawatan rutin.
What do you think? Apakah perbedaan waktu yang ditunjukkan oleh dua jam ini hanya sekadar kesalahan teknis yang terjadi selama bertahun-tahun atau memang secara sengaja diatur karena kepercayaan akan mitos yang berlaku?
(DIP/alm)