Franchise Evil Dead memang selalu membawa experience yang menjanjikan dari setiap film mereka. Apalagi, ketika Evil Dead Rise dirilis pada tahun ini-10 tahun setelah Evil Dead (2013) dirilis dengan respon positif dari banyak orang. Itulah kenapa Evil Dead Rise membawa beban besar untuk menciptakan kengerian yang lebih tinggi dibandingkan film sebelumnya.
Evil Dead Rise memiliki durasi sekitar 90 menit yang menjadi pertanda positif kalau ceritanya sudah pasti lebih padat tanpa perlu bertele-tele. Dan film ini sangat sesuai dengan pepatah yang sering dibicarakan: singkat, padat, jelas.
Review 'Evil Dead Rise'
Part pertama film ini sudah langsung memberikan satu level ketegangan tersendiri. Tentunya saya tidak akan menjelaskan bagaimana jalan cerita secara detail, tapi yang paling keren dari part pertama ini adalah kemunculan title card yang merepresentasikan judul film ini sendiri. Apalagi dibarengi dengan musik berisik nan mencekam serta typography yang tepat.
Selanjutnya kita dibawa ke dalam kisah satu keluarga yang harus berusaha bertahan hidup dengan segala bentuk konflik, sifat, dan buku. Ya, buku 'kematian' yang membangkitkan iblis ini memang menjadi makanan empuk manusia bodoh dan tidak mau tahu dengan segala bentuk larangan yang telah diberikan. Seperti biasa, buku ini memegang peranan penting dalam cerita franchise Evil Dead. Kali ini giliran salah satu anak yang membuka buku itu hingga membuat sang ibu harus kerasukan iblis.
Cerita pun berlanjut saat ibu alias sang iblis ingin membunuh setiap orang di sana satu per satu, termasuk anak-anaknya juga. Perlawanan tanpa henti terus diberikan selama film ini berjalan. Kita dibawa ke dalam film yang berjalan layaknya roller coaster di sebuah taman bermain. Terkadang tenang, tapi lebih sering dibawa ke adrenalin maksimum yang bahkan membuat saya harus menutup kuping karena musik yang cukup memekakkan telinga.
Singkat, Padat, Jelas
Pembeda Evil Dead Rise dengan film sebelumnya hanya plot ceritanya lagi walaupun sisanya sama. Kita akan disuguhkan seberapa kuat intensitas gore yang muncul dari adegan demi adegan. Dari jumlah galon darah yang sangat banyak untuk menjadi kosmetik sempurna dari kebrutalan sang iblis, hingga bagaimana film ini tidak ragu untuk menciptakan adegan yang sebenarnya jarang ada di film horor, yaitu berani untuk memperlihatkan proses anak kecil dibunuh secara cepat tapi berefek besar.
Evil Dead Rise memang sangat padat karena kita mungkin berpikir film ini hanya akan terasa sebentar ketika ditonton. Toh cuma 90 menit. Tapi apa yang terjadi malah sebaliknya. Film ini malah terasa sangat lama hingga membuat lelah karena semua intensitas dipadatkan dalam 30 menit terakhir. Untungnya, tidak hanya membawa efek menyeramkan, adanya adegan action di sini juga cukup menjadi pembeda dibandingkan film horor lainnya.
Kejelasan cerita untuk tidak meninggalkan plot hole patut dipuji. Semuanya dijelaskan dan digambarkan secara gamblang dari setiap adegannya. Kalaupun ada yang kurang paham dengan jalan cerita atau kenapa satu karakter bisa kerasukan iblis, ya mungkin memang tidak memperhatikan layar dengan jelas karena sudah keburu takut duluan.
Jadi, apakah Evil Dead Rise wajib ditonton? Wajib banget! Saya memberikan nilai 8,5 dari 10 bagi film yang mampu membuat mental saya lelah setelah duduk sambil tutup kuping dan mata selama 90 menit.
(tim/alm)