Rilis 2022 lalu, Black Butterflies merupakan sebuah mini-series asal Perancis yang baru-baru ini diluncurkan ke layanan streaming Netflix. Black Butterflies sendiri mengisahkan tentang Adrien Winckler, seorang penulis novel yang diminta untuk membuat memoar tentang seorang kakek tua, Albert Desiderio.
Albert sedang menderita penyakit ginjal dan tidak memiliki waktu lama lagi di dunia sehingga ia ingin meninggalkan kisahnya sebelum ia meninggal. Alih-alih menceritakan hidupnya secara general, Albert memilih untuk memulai ceritanya saat ia bertemu dengan cinta sejatinya, Solange. Sebuah cerita romansa yang manis perlahan menjadi sebuah rangkaian pengakuan pembunuhan tragis.
Cuplikan Black Butterflies/ Foto: Netflix |
Serial berisikan enam episode ini dibuka dengan adegan singkat tentang seorang anak kecil yang sedang duduk di atas meja makan. Dirinya sedang melihat seekor kupu-kupu biru yang tiba-tiba berubah warna menjadi hitam dengan mangkuk berisikan sereal dan susu terlihat bertumpahan di atas meja dan diiringi dengan suara teriakan samar dari balik pintu.
Sosok anak kecil tersebut merupakan Adrien, sang protagonis. Adegan awal ini merupakan clue yang sangat krusial dalam mencapai konklusi dari Black Butterflies. Episode demi episode, Albert mengilustrasikan tentang petualangannya bersama Solange yang pergi berlibur sembari melanggengkan aksi mereka.
Puluhan nyawa melayang demi gairah, cinta, dan kejayaan masa muda. Sambil menjelajahi waktu, kita akan disuguhkan oleh momen-momen yang konsekuensinya masih berdampak hingga saat ini membawa kita kepada karakter-karakter pendamping yang punya hubungan lekat dengan cerita Albert.
Cuplikan Black Butterflies/ Foto: Netflix |
Plot twist demi plot twist muncul pada beberapa episode akhir. Tak sulit untuk melihat Adrien mulai kehilangan moral antara baik dan buruk saat dirinya terbelit dalam cerita Albert dan Solange. Garis antara fiksi dan realita menjadi kabur, membuat siapapun yang menontonnya turut linglung. Padahal sebenarnya semua petunjuk telah disuguhkan sejak serial dibuka.
Awalnya, Black Butterflies terkesan seperti film psychological-thriller pada umumnya yang mengupas soal pengakuan pembunuh berantai secara slow-burn. Namun, semakin dalam kita menyelami cerita Albert, secara bersamaan kita jatuh ke jurang dalam penuh rahasia dan fakta yang suram.
Banyak elemen yang dijelajahi dalam Black Butterflies dengan eksekusi yang cukup memuaskan. Karakter pendukung yang bersinggungan dengan cerita utama dapat terkesan seperti dipaksakan, tetapi nyatanya mereka mengalir bersamaan dengan mulus.
Complicated mungkin jadi satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan Black Butterflies. Murder mystery yang solid beriringan dengan tema cinta dan tipu daya memuncak jadi drama paripurna.
Black Butterflies hadir di Netflix.
(HAI/DIR)