Interest | Art & Culture

Mendengar Kembali: Satu Dekade Album 'Wolf' milik Tyler, the Creator

Senin, 10 Apr 2023 18:56 WIB
Mendengar Kembali: Satu Dekade Album 'Wolf' milik Tyler, the Creator
Foto: Istimewa
Jakarta -

Tyler, the Creator menginjak usia 22 tahun ketika merilis album sophomore-nya yang berjudul Wolf pada 2 April 2013. Pada saat yang sama, saya sedang mengenyam pendidikan semester enam di sebuah kampus di Gading Serpong dengan ketertarikan terhadap musik Tyler yang saat itu masih identik dengan kolektif ciptaannya sendiri, Odd Future. Ketika ia memutuskan untuk mengambil jalur solo, saya langsung penasaran dengan lagu-lagunya. Dari sanalah album Wolf akhirnya menemani saya menjalani hari demi hari di bangku kuliah.

Long story short, tahun 2023 menandai umur 10 tahun dari Wolf yang memang selalu menjadi album favorit saya dari Tyler. Album ini tidak hanya menjadi pintu dari transisi musiknya yang sudah tidak lagi berbicara tentang hal-hal yang offside-seperti pembunuhan-tapi juga membawa pendewasaan musik untuknya. Wolf menjadi fondasi utama ketika Tyler terus bertumbuh menjadi rapper yang bukan cuma jago dari segi rap, tapi juga musikalitas yang menjadi lebih dewasa dan harus diakui, jauh lebih komersil.

Satu dekade album Wolf milik Tyler, the Creator dirayakan dengan perilisan edisi instrumental serta capsule collection yang memberikan efek nostalgia lewat desain dan visual yang "sangat 2013". Saya sendiri juga ingin merayakan album ini dengan mendengar kembali beberapa lagu yang memang membekas bagi saya sendiri.

Merayakan Satu Dekade Album Wolf milik Tyler, the Creator

Saya langsung tertarik mendengar album ini lebih dalam saat "Jamba" hadir di lagu kedua. Kolaborasinya dengan Hodgy Beats yang juga bagian dari Odd Future bagaikan pasangan yang tidak direstui oleh dunia tapi tetap bertahan dengan kenangan manis yang terus dibuat. Kedua rapper itu saling mengisi dengan bergantian "menyanyikan" kata demi kata yang tidak hanya menjadi bentuk satu cerita terstruktur, sekaligus juga membuat kepala saya terus mengangguk, khususnya saat Hodgy hadir di tengah lagu.

Wolf masih membawa vibe yang sama seperti album debut Goblin (2011) dengan nuansa gelap sekaligus raw. Seperti hewan liar yang dibiarkan terbebas di alam luas, Tyler memilih beat dan flow yang saling kawin serta ditambahkan dengan permainan piano dan keys yang lebih menenangkan sebagai cream on top.

Penggambaran saya tentang musik Wolf terdengar jelas dari tiga track ini: "Answer", "Slater" feat. Frank Ocean, dan "48". Ketiga lagu ini saling berkesinambungan dengan lirik yang jauh lebih deep. Contohnya "Answer" sebagai wadah Tyler untuk bercerita tentang ayahnya yang tidak tahu entah di mana, lalu "Slater" yang menjadi bentuk kecintaan Tyler terhadap sepeda miliknya, dan "48" yang membahas gelapnya dunia narkoba dari kacamata pengedar.

Bisa dibilang, ketiga track itu juga menjadi trifecta dari Wolf, sekaligus lagu-lagu favorit saya di sini. Bahkan jika ketiganya dimasukkan ke album Flower Boy (2017) atau IGOR (2019) yang jauh lebih "tenang" dan "dewasa", saya rasa masih bisa diterima tanpa harus merusak tema musikalitas di dalamnya.

Menampilkan Musisi Besar, dan Karya Terakhir Bersama Odd Future

Album hip-hop tidak lengkap tanpa adanya featuring dari beberapa rapper dan musisi lainnya. Wolf lebih banyak menampilkan musisi lain dibandingkan Goblin. Contohnya Pharrell Williams di "IFHY", Laetitia Sadier di "PartyIsntOver/Campfire/Bimmer", serta Erykah Badu dan Coco O. di "Treehome95". Masing-masing musisi yang saya sebutkan membawa warna baru yang sepertinya membuat Tyler memahami arah musik yang akan ia ambil pada beberapa tahun ke depan. Saya tidak lagi mendengar vibe dark yang sempat terdengar di beberapa track awal. Seperti di lagu "Domo23" yang ternyata menjadi lead single dari Wolf.

Tidak cuma itu saja, Tyler juga memboyong beberapa rekannya di Odd Future untuk kembali tampil dalam album terbarunya ini. Seperti Hodgy Beats, Frank Ocean, Earl Sweatshirt, Casey Veggies, Mike G, Domo Genesis, Left Brain, Na'kel, Jasper, Taco, L-Boy, Lucas, dan Lee Spielman dari band Trash Talk. Semuanya tampil di beberapa lagu yang saya yakin memang sudah dirancang oleh Tyler untuk memberikan ruang kepada teman-temannya agar mereka bisa mendapatkan spotlight lebih besar darinya.

Namun sayangnya, penampilan mereka di Wolf juga menjadi yang terakhir di karya Tyler. Setelah itu, Odd Future berpisah jalan membangun karier masing-masing. Bahkan, sudah tidak ada lagu-lagunya yang membawa teman-temannya di Odd Future. Apapun yang terjadi di belakang layar, kondisi ini memang cukup disayangkan setelah melihat Wolf di umurnya yang ke-10 tahun.

***

Wolf menjadi salah satu album yang patut dirayakan dari diskografi Tyler, the Creator. Tidak hanya menjadi bagian dari transisi kariernya, tetapi juga menjadi pembuka transisi musiknya. Walaupun Cherry Bomb (2015) masih membawa beberapa inti dari sound Wolf, tapi tidak ada lagi yang bisa mereplikasi album ini. Dari segi sound hingga nostalgia yang dibawanya ke dalam hidup saya.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/alm)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS