Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal Australia di Indonesia kembali menggelar Festival Sinema Australia Indonesia yang akan diselenggarakan tanggal 24 Februari hingga 18 Maret 2023. Festival yang diadakan untuk ke-8 kalinya ini terbilang istimewa karena sekaligus menjadi ajang perayaan 70 tahun program beasiswa Australia di Indonesia. Untuk itu, FSAI mengadakan pemutaran 7 film serta 7 masterclass di 7 kota, yang semuanya bisa diikuti secara gratis. Ketujuh kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan.
Pada festival ini, penonton Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan film-film Australia yang selama ini jarang sekali masuk ke layar lebar. Lebih dari itu, FSAI juga menyediakan ruang untuk menampilkan film-film hasil karya alumni Indonesia yang telah menempuh pendidikan di Australia. Sedangkan, program masterclass bertujuan untuk memberi kesempatan agar ahli film terkemuka Australia dan Indonesia bisa berbagi ilmu dengan para calon pembuat film.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, dan Menparekraf, Sandiaga Uno/ Foto: FSAI |
"Dengan lebih dari 3000 bisnis kreatif di Industri film Australia dan dengan sektor film Indonesia yang berkembang pesat, kami harap festival ini menciptakan dan mengembangkan peluang bagi kolaborasi-kolaborasi baru," ucap Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, pada konferensi pers yang diadakan di CGV Grand Indonesia, hari Kamis (16/2).
Deretan Film yang Akan Diputar
Film-film yang ditayangkan tahun ini mencakup beragam genre yang menyoroti sejarah, keragaman, dan kreativitas dalam perfilman Australia. Festival tahun ini diawali dengan pemutaran film pemenang penghargaan berjudul Sweet As di Jakarta pada 18 Februari. Sweet As adalah film coming-of-age yang bercerita mengenai perjalanan seorang remaja bernama Murra dalam menemukan jati dirinya dan arti persahabatan. Film ini mendapatkan penghargaan Innovation Award di Melbourne International Film Festival dan Best Feature Film from the Asia-Pacific Region di Toronto International Film Festival.
Selain Sweet As, ada 4 film Australia lainnya yang akan diputar dalam festival tahun ini. Keempat film tersebut adalah film drama biografi Penguin Bloom, film komedi petualangan Peter Rabbit 2: The Runaway, film drama sejarah The Drover's Wife: The Legend of Molly Johnson, dan film drama petualangan Moon Rock for Monday. Selain film yang digarap sineas Australia, FSAI juga akan memutar 2 film yang diproduseri oleh sineas Indonesia alumni Australia, Mira Lesmana, yaitu Paranoia dan Humba Dreams.
Ketujuh film ini bisa disaksikan secara gratis di bioskop CGV yang tersebar di 7 kota tujuan Festival Sinema Australia Indonesia. Untuk mendapatkan tiketnya, masuk ke laman fsai.id lalu pilih lokasi kota dan film yang ingin ditonton. Lalu, lengkapi data pribadi pada form Checkout. Setelah mendaftar, FSAI akan mengirimkan email konfirmasi yang bisa ditukarkan di meja registrasi yang tersedia di area bioskop paling lambat 1 jam sebelum film diputar.
Festival tahun ini diawali dengan pemutaran film pemenang penghargaan berjudul Sweet As di Jakarta pada 18 Februari. Sweet As adalah film coming-of-age yang mengangkat tema persahabatan, cinta pertama, dan proses pencarian jati diri. Selain Sweet As, film Australia yang akan diputar adalah Penguin Bloom, Peter Rabbit 2: The Runaway, The Drover's Wife: The Legend of Molly Johnson, dan Moon Rock for Monday. Kemudian FSAI 2023 juga akan memutar 2 film yang diproduseri oleh sineas Indonesia alumni Australia, Mira Lesmana, yaitu Paranoia dan Humba Dreams. Selain Mira Lesmana, aktris Indonesia alumni Australia yaitu Marissa Anita juga akan bergabung sebagai moderator masterclass dalam festival tahun ini.
Film-film dalam Festival Sinema Australia Indonesia bisa disaksikan di CGV/ Foto: FSAI |
Belajar dari Ahli Film Terkemuka
Pada program masterclass, FSAI turut bekerjasama dengan Deakin University, salah satu universitas terkemuka di Australia untuk menghadirkan ahli film sebagai pemateri. Salah satu yang akan hadir adalah Victoria Duckett, pendidik dari School of Communication and Creative Arts Deakin University yang memiliki pengalaman 30 tahun di industri kreatif.
Berikutnya, para peserta masterclass juga bisa belajar langsung dari Steve Rodgers, penulis sekaligus aktor dari Australia yang telah berkecimpung di industri film selama 30 tahun terakhir. Steve juga merupakan salah satu penulis dari film Sweet As yang diputar di festival tahun ini.
Selain para ahli dari Australia, FSAI juga turut menggaet aktris Indonesia, Marissa Anita, sebagai moderator dalam masterclass tahun ini. Marissa Anita sendiri merupakan alumni Australia lulusan Universitas Sydney dengan studi Media Practice. Namanya telah dikenal di perfilman tanah air setelah berperan dalam beberapa film seperti Selamat Pagi, Malam, Perempuan Tanah Jahanam, serta Ali dan Ratu-Ratu Queens.
Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti masterclass, kalian bisa mengunjungi laman fsai.id lalu pilih lokasi kota dan sesi masterclass yang ingin diikuti. Lalu, lengkapi data diri pada form Checkout. Setelah mendaftar, kalian akan menerima email konfirmasi yang digunakan sebagai bukti registrasi saat datang ke sesi masterclass.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menggarisbawahi pentingnya festival ini untuk kebangkitan perfilman dan ekonomi Indonesia yang sempat tersendat di masa pandemi. "Berdasarkan data penonton untuk 15 film teratas di Indonesia, jumlah penonton film Indonesia tahun 2022 mencapai 44 juta orang. Ini adalah capaian terbaik karena [film Indonesia] bisa mengungguli film-film luar negeri. Berarti film Indonesia sudah semakin meningkat kualitasnya, dan audiens juga banyak yang menikmati," ucap Sandiaga Uno.
Festival Sinema Australia Indonesia tahun ini tak hanya menjadi bentuk penguatan kerjasama antara Indonesia dan Australia, tapi juga kesempatan bagi para calon filmmaker Indonesia untuk mengembangkan bakatnya. Bagi kalian yang ingin menonton film-film dalam Festival Sinema Australia Indonesia 2023 atau tertarik untuk mengikuti masterclass, kalian bisa mengecek jadwal lengkap festival dan melakukan registrasi dengan mengunjungi fsai.id.
(ari)