Nadin Amizah mengajak penonton masuk ke dalam fragmen memori masa kecilnya dalam konser Selamat Ulang Tahun yang digelar bertepatan pada peringatan Hari Ibu. Konser tunggal perdananya ini sukses membuat penonton terharu, menangis, dan tertawa, melalui pertunjukan musik semi-teatrikal yang intim dan penuh makna.
Pukul 19.45, Gedung Basketball Hall Senayan sudah dipenuhi oleh penonton yang memadati area festival maupun tribun, mereka dengan sabar menunggu dimulainya konser Selamat Ulang Tahun yang digelar pada hari Kamis (22/12). Pukul 8 tepat, pertunjukan dimulai dengan masuknya seorang anak perempuan bergaun putih ke area panggung yang duduk di sebuah sofa—sebuah penjelmaan dari Nadin ketika ia masih kecil. Tak berapa lama, masuk beberapa penari yang membawa kado ulang tahun sambil menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun"—tanda bahwa pertunjukan dibuka dengan "Intro".
Cerita Tentang Keluarga dan Pendewasaan
Seusai "Intro", Nadin muncul ke atas panggung dalam posisi digendong oleh sosok "ibunda" sambil menyanyikan lagu "Kanyaah". Sarat dengan makna akan kasih ibu, "Kanyaah" melambangkan ketika Nadin dilahirkan ke dunia. Dengan lirik "Seperti doa yang menjagaku dari rusak dan tak cukup", penampilan ini sukses menggiring penonton untuk masuk ke dalam suasana khidmat dan magis.
Seluruh track dari album Selamat Ulang Tahun dibawakan secara bergilir, dengan storytelling yang menggambarkan perjalanan Nadin sejak ia kecil hingga dewasa. Pada saat Nadin membawakan "Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat", penampilannya diiringi dengan pertunjukan teatrikal. Seorang anak perempuan berjalan di area panggung sambil membawa balon warna-warni, namun orang-orang di sekelilingnya memecahkan balon itu, dan ia harus menggantinya dengan balon yang baru. Seperti liriknya, "Kereta ini tak gentar, terus melaju," Nadin kecil tetap berjalan meski merasa takut dan gundah.
Setelah dibuat sendu, penonton dibuat sumringah saat Nadin membawakan "Beranjak Dewasa". Pada titik ini, penceritaan pun beralih ke fase penerimaan di mana masa ketika Nadin beranjak dewasa diamini sebagai sebuah babak baru. Salah satu momen paling emosional dalam konser ini adalah ketika Nadin membawakan "Bertaut" dalam pelukan ibundanya. Penampilan ini sukses menyempurnakan perayaan Hari Ibu pada malam itu dan membuat seluruh penonton terharu.
Keluarga adalah tema yang muncul berulang kali dalam album Selamat Ulang Tahun, begitu juga di pertunjukan ini. Momen emosional lainnya yang membuat penonton menangis adalah ketika Nadin membawakan "Mendarah". Melalui lagu ini Nadin bercerita mengenai sosok Ayah yang telah terpisah dan berada jauh darinya.
Pertunjukan yang Penuh Makna
Konser lalu diakhiri dengan "Sorak Sorai", di mana Nadin ikut mengajak Syarikat Idola Remaja untuk membawakannya di atas panggung. Semua penari pun keluar dan menerbangkan pesawat-pesawat kertas dari area panggung ke arah penonton, pesawat kertas ini adalah surat yang telah ditulis oleh para penonton sebelum acara dimulai. Konser pun ditutup dengan meriah, para penonton yang hadir menyampaikan rasa haru dan apresiasi mereka kepada Nadin karena telah menyuguhkan pertunjukan yang manis dan magis.
Konser Selamat Ulang Tahun bisa dikatakan sebagai konser yang istimewa, sebab di sini Nadin tidak hanya bernyanyi, ia juga bercerita. Dengan bantuan Sal Priadi sebagai creative director, konser ini dikemas menjadi sebuah pertunjukan musik yang penuh makna—semua lagu dari album Selamat Ulang Tahun dirajut menjadi sebuah cerita. Unsur-unsur pendukung seperti koreografi, tata visual, dan tata cahaya juga berhasil mendukung storytelling dari konser ini.
Meski pertunjukan ini dipenuhi dengan sentuhan personal dari pengalaman pribadi Nadin, tapi sebagai musisi ia mampu membuat penonton merasa menjadi bagian dari cerita. Album Selamat Ulang Tahun sendiri banyak bercerita mengenai momen pendewasaan, sesuatu yang biasanya direfleksikan ketika kita bertambah usia.
Pertunjukan ini mampu menyampaikan makna album tersebut melalui sebuah kisah yang dituturkan menggunakan musik dan teater. Apabila album Selamat Ulang Tahun bercerita soal pendewasaan, maka konser ini adalah penutupan yang manis untuk sebuah era—era yang menandakan kesiapan Nadin Amizah untuk melangkah maju sebagai musisi.
(ANL/alm)