Interest | Art & Culture

Review Qodrat, Film Horor Religi yang Dibumbui Aksi Laga

Selasa, 01 Nov 2022 18:00 WIB
Review Qodrat, Film Horor Religi yang Dibumbui Aksi Laga
Foto: Rapi Films
Jakarta -

Film horor tentang ritual pengusiran setan yang dibumbui dengan nilai agama memang sudah banyak ditemui, walau kebanyakan berasal dari Hollywood. Ada banyak judul-judul yang bisa disebutkan, mulai dari The Conjuring, The Rite, The Exorcist, The Exorcism of Emily Rose, dan masih banyak lagi. Indonesia pun tak mau kalah, karena kita sekarang punya film mengenai ruqyah yang karakter utamanya adalah seorang ustaz, yaitu Qodrat.

Qodrat adalah film horror-action yang disutradarai oleh Charles Gozali dan dibintangi oleh Vino G. Bastian serta Marsha Timothy. Di film ini, Vino G. Bastian berperan sebagai seorang ustaz bernama Qodrat yang ahli melakukan ruqyah. Selain berhasil menciptakan ketegangan dan nuansa horor, ada juga suguhan aksi laga yang membuat film ini terasa segar dan unik. Bagaimana kisahnya?

Perjuangan Qodrat Melawan Iblis
Film ini bercerita mengenai Ustaz Qodrat (Vino G. Bastian), seorang ahli ruqyah yang mengalami krisis iman. Qodrat mempertanyakan imannya lantaran ia gagal meruqyah anaknya sendiri, Alif, yang dirasuki oleh sosok iblis bernama Assuala. Di proses pengusiran setan yang berlangsung alot itu, Alif meregang nyawa. Setelah mendekam di penjara selama beberapa tahun, Qodrat memutuskan untuk kembali ke Pesantren Kahuripan, tempatnya menimba ilmu.

Namun sesampainya di sana, kondisi pesantren sudah tak terawat, sedangkan pemimpinnya yaitu Kyai Rochim jatuh sakit tanpa alasan yang jelas. Selama Kyai Rochim sakit, kepemimpinan pesantren dipegang oleh Ustaz Jafar (Randy Pangalila), yang kerap dimintai pertolongan oleh warga untuk melakukan ruqyah. Tak hanya itu, ada banyak kejadian aneh yang menimpa penduduk desa. Seluruh desa mengalami gagal panen dan beberapa warga desa diteror oleh kekuatan jahat.

Salah satu keluarga yang diteror adalah Yasmin (Marsha Timothy) dan kedua anaknya. Anak bungsu Yasmin, Alif, dirasuki oleh kekuatan jahat yang membuatnya melukai keluarganya sendiri. Yasmin pun meminta bantuan kepada Qodrat dan akhirnya Alif berhasil terbebas dari jeratan iblis. Namun, teror belum usai. Di jalan, Qodrat bertemu dengan Assuala yang berwujud anjing liar. Dari situ ia menyadari, bahwa kekuatan jahat yang meneror Yasmin dan anaknya bukanlah jin biasa.

Sayangnya usaha Qodrat untuk melawan Assuala terhalang oleh Jafar, yang justru menyuruh Qodrat untuk introspeksi diri; ia mempertanyakan apakah niat Qodrat murni karena ingin membantu atau karena untuk membalas dendam akibat kematian anaknya. Karena tak sepaham dengan Jafar, Qodrat akhirnya diusir dari pesantren. Namun sebelum ia pergi, ia menemukan fakta mengerikan bahwa Jafar selama ini telah bersekutu dengan setan dan mengambil lahan warga sebagai imbalan jasa ruqyah. Jadi selain harus menghadapi Assuala, Qodrat juga harus bertarung melawan Jafar.

Ketika Film Horor Bertemu Film Superhero
Berbeda dari film horor Indonesia lainnya, Qodrat turut menyuguhkan aksi laga yang membuat jalan cerita semakin seru. Selama ini, film horor Indonesia memusatkan jalan cerita pada teror hantu dan jumpscare yang membuat penonton lompat dari kursi. Dalam Qodrat, jumpscare tetap ada, akan tetapi cerita dipusatkan pada perjalanan karakter utamanya. Penonton dibuat penasaran dengan sosok Ustaz Qodrat dan krisis iman yang dialaminya.

Nuansa agama sangat kental dalam film ini, ditandai dengan banyaknya kutipan ayat dalam dialog antar karakter. Menariknya, kutipan ayat-ayat ini tidak membuat Qodrat terkesan sedang menggurui penonton perihal agama. Konflik mengenai Jafar yang mengambil keuntungan dari jasa ruqyah menawarkan suatu refleksi bahwa sejahat-jahatnya iblis, manusia bisa lebih jahat. Jafar dan kroninya jelas adalah pihak yang paling jahat di cerita ini, sebab mereka memanfaatkan agama untuk memperoleh keuntungan dari penderitaan orang lain.

Layaknya film superhero, di akhir cerita Qodrat muncul sebagai pemenang yang berhasil melawan iblis. Tapi kemenangan tersebut tidak diperoleh semata-mata karena kesaktian Qodrat, melainkan karena dirinya akhirnya mampu mengikhlaskan kematian anaknya. Film yang dipenuhi dengan jumpscare dan aksi ini pun akhirnya diakhiri dengan pesan sentimentil mengenai kepergian dan penerimaan.

Bagi penonton yang terbiasa dengan film horor mengenai hantu dan misteri, menonton Qodrat akan menjadi pengalaman yang berbeda. Qodrat mungkin tidak se-horor Pengabdi Setan atau Keramat, tapi nuansa agama dan aksi laga bak film superhero membuat Qodrat menjadi film horor yang unik. Qodrat bahkan sedikit mengingatkan kita dengan film Constantine, hanya saja di sini pahlawannya bukan Keanu Reeves tapi Vino G. Bastian. Di tengah gempuran film horor mengenai ritual penyembahan setan dan hantu-hantu perempuan, kehadiran Qodrat justru terasa sangat menyegarkan.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS