Kanye West, sebuah nama yang langsung menghadirkan berbagai macam judgement saat mendengarnya. Hampir semua orang di muka bumi ini tahu siapa sosok yang sudah mendapatkan 24 GRAMMYs sepanjang kariernya, sejak ia merilis album debutnya, The College Dropout, pada tahun 2004 silam. Seiring perjalanannya sebagai seorang seniman, perubahan image yang cukup drastis dirasakan olehnya. Dari yang awalnya dikenal sebagai musical genius, lalu masuk ke dunia fashion dengan trademark YEEZY, hingga akhirnya pada hari ini, nama Kanye menjadi sosok villain di berbagai industri, termasuk yang telah membesarkan namanya.
Baru-baru ini, ia melontarkan pernyataan anti-semitic-diskriminasi terhadap kaum Yahudi-yang akhirnya benar-benar membuatnya disingkirkan. Bayangkan saja, dalam waktu 24 jam, Kanye harus merelakan kontraknya diputus oleh adidas, GAP, dan Balenciaga. Selain itu, talent agency CAA sebagai kliennya juga tidak mau lagi bekerja bareng Kanye. Usahanya untuk menyebarkan pandangannya juga ditahan oleh Instagram dan Twitter yang menutup akunnya. Terakhir, film dokumenter tentangnya yang sebenarnya sudah selesai dibuat juga akhirnya tidak jadi dirilis.
Melihat bagaimana Kanye disingkirkan oleh pihak-pihak yang juga sebenarnya sudah terbantu oleh kreativitas dan kemampuannya dalam urusan art, sekarang apa yang mau dilakukan olehnya? Apa misi yang mau ia bawa setelah semua ini terjadi?
Kanye West Sering Dikecam, Namun Tetap Dicintai
Kecaman terhadap Kanye tidak sekali-dua kali saja. Jika melihat ke belakang, perubahan image sebagai villain terjadi saat menginterupsi Taylor Swift di atas panggung saat penyanyi tersebut memenangkan kategori Video of the Year pada MTV VMA 2009. Taylor Swift yang dikenal sebagai America's sweetheart langsung dilindungi oleh berbagai pihak, sedangkan Kanye juga langsung dikecam oleh berbagai pihak. Dari sinilah rentetan bencana itu dimulai.
Setiap gerak-gerik Kanye yang sedikit tidak lazim langsung menjadi olokan media dan masyarakat. Khususnya oleh para pecinta Taylor Swift. Untungnya, saat itu Kanye merespon dengan merilis My Beautiful Dark Twisted Fantasy pada tahun 2010 yang harus diakui menjadi album magnum opus dari kariernya.
Walaupun ia sudah membuat album sebagus itu, tetap aja kecaman itu silih berganti datang. Tapi, apa yang mau diharapkan? Ia adalah Kanye West, sosok yang sering dikecam, namun juga tetap dicintai oleh fanbase yang jumlahnya juga tidak sedikit. Inilah yang akhirnya membuat Kanye tetap melenggang bebas di dunia showbiz dengan segala karya dan aksi-aksi anehnya.
Terbukti dari kolaborasinya bareng adidas untuk merilis sneakers YEEZY yang langsung mengguncang dunia fashion. Apalagi jika dibandingkan dengan kolaborasinya dengan Nike, kemampuan adidas untuk menyuplai stok sneakers YEEZY membuat produk ini bisa dinikmati semua orang-walaupun tetap dipenuhi para reseller.
Sebenarnya apa yang dilakukan Kanye dalam beberapa tahun terakhir sudah membuatnya kembali diterima oleh sebagian besar orang. Mereka melihat ada perubahan dalam dirinya sehingga menjadi lebih mudah dicintai. Sayangnya, psikologi Kanye yang sering labil dan meledak-ledak, hingga pernah masuk ke rumah sakit karena anxiety attack, akhirnya membawa bencana yang lebih besar lagi. Terbukti pada hari ini.
Rentetan Masalah Paling Besar bagi Kanye
Melihat bagaimana keputusan yang dilakukan beberapa rekan bisnis Kanye dengan memutus kontraknya setelah memberikan hate speech, pertanyaan yang muncul di kepala adalah: Apa yang harus dilakukan Kanye?
Kanye terbukti memiliki fanbase yang solid. Terbukti bagaimana namanya tetap menjadi hot topic di dalam setiap gerak-geriknya. Namun harus diakui bahwa masalah yang diterimanya pada hari ini jauh lebih besar dibandingkan yang sebelumnya. Peristiwa ini membuat banyak fans Kanye yang merasa idolanya akan sulit untuk bounce back dari masalah ini. Apalagi bisa saja ada beberapa rekan bisnisnya yang kembali 'menendang' Kanye pada waktu mendatang. Mungkin ini pula yang membuat ia masih tetap diam atas beberapa pemutusan kontrak oleh adidas, GAP, Balenciaga, dan lainnya.
Uniknya, sempat ada skenario liar yang dibuat oleh beberapa fans-nya. Menurut mereka, kondisi ini yang sebenarnya diinginkan oleh Kanye. Dengan disingkirkan, maka ia bisa bebas berkreasi untuk karya-karya fashion-nya. Ia tidak lagi dikekang oleh kewajiban korporasi untuk membuat produk yang sesuai keinginan pasar. Kanye bisa bebas merealisasikan pikirannya menjadi kenyataan. Namun, keputusan apapun yang nanti diambil oleh Kanye, sudah seharusnya ia tidak lagi berkomentar tentang hal-hal sensitif yang bisa merusak hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Kanye harus sadar bahwa semua fans-nya hanya ingin ia memberikan karya terbaiknya-yaitu musik dan fashion-dari waktu ke waktu. So, what are you gonna do, Ye?
(tim/alm)