Ajo Kawir, sang jagoan dari Bojongsoang melanglang buana bersama rindu dan dendam yang belum terbayarkan. Hasrat dahaganya tertahan dan gundah, seiring alat vital yang belum juga berdiri. Di tengah pelariannya, sang jagoan tak takut mati mulai sadar, bahwa satu-satunya tujuan adalah kembali ke pelukan sang kekasih, Iteung, yang teguh menanti dalam bara api.
Sejak dipertontonkan pada akhir 2021 lalu, kisah penuh aksi enerjik Ajo Kawir dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash) terus sukses mencuri atensi publik film Tanah Air dan dunia. Kabar terbarunya, film yang memenangkan Golden Leopard Awards pada Concorso Internazionale, Locarno International Film Festival itu juga akan segera beredar di Amerika Serikat dalam versi Blu-ray.
Disutradarai oleh Edwin, film hasil adaptasi dari novel Eka Kurniawan berjudul sama tersebut memang berhasil tampil memukau dan menyajikan perbedaan. Kekuatannya terletak pada adegan sinematik khas 80-an karena diambil menggunakan kamera analog yang kian mengentalkan latar cerita serta dialog sarkastis ala sang novelis. Kabar beredarnya Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash di Amerika sendiri, dikutip langsung oleh Eka Kurniawan pada akun Twitternya @gnolbo. "Yeayy, film "Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash" bakal dirilis dalam Blu-ray untuk distribusi Amerika," tulis Eka seraya menyertakan tautan publikasi.
Tweet dari Eka Kurniawan/ Foto: Twitter |
Sebelumnya, film yang diputar serentak di bioskop Indonesia pada tanggal 2 Desember 2021 itu juga juga telah beredar di platform film digital Netflix pada awal April 2022. Belum selesai di sana, film drama-aksi garapan Palari Film ini bahkan turut berjaya pada ajang penganugerahan film lainnya.
Mulai dari menyabet Silver Hanoman Awards dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival, memenangkan Piala Citra untuk Aktor Utama Pilihan (Marthino Lio), dianugerahkan Best Cinematography untuk sinematografer Akiko Ashizawa pada Seminci Valladolid International Festival 2021, dan lain sebagainya. Sulit dimungkiri, film kolaborasi ciamik dari dua seniman hebat Indonesia ini memang tidak berhenti mengundang decak kagum.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, Edwin sendiri adalah seorang sutradara jenius Indonesia, yang melahirkan sederet karya berkualitas. Sebut saja Blind Pig Who Wants To Fly (2008), Postcards From The Zoo (2012), hingga film pendek Kara, Anak Sebatang Pohon (2005) yang menjadi film pendek Indonesia pertama di ajang Festival Film Cannes.
Sedangkan Eka Kurniawan merupakan salah satu sastrawan Tanah Air yang karyanya telah beredar luas ke penjuru dunia. Misalnya novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014) yang kini sukses dialihwahanakan ke dalam film bersama Edwin dan telah diputar di berbagai festival film dunia, sampai novel Cantik Itu Luka (2002) yang telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa.
Maka tidak heran, Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash juga mendapat ulasan bagus dari beberapa situs rating film seperti 7.0/10 dari IMDB, dan 70/100% pada laman rottentomatoes.com. Film yang diperankan oleh Marthino Lio (Ajo Kawir), Ladya Cheryl (Iteung), Sal Priadi (Tokek), hingga Reza Rahadian (Budi Baik) tersebut memang memiliki plot yang solid, di mana isu maskulitinas beracun yang tabu di Indonesia, berhasil disentil secara gamblang dan menyenangkan.
(RIA/DIR)