Sejak direvitalisasi tahun 2019, Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki akhirnya dibuka kembali untuk umum secara bertahap. Sejak berdiri tahun 1968, Taman Ismail Marzuki telah menjadi salah satu pusat kesenian di mana para seniman bisa berinteraksi langsung dengan publik. Dengan arsitektur yang lebih modern, Taman Ismail Marzuki yang baru ini diharapkan bisa menjadi urban art center dan creative hub di Jakarta.
Menyambut wajah baru Taman Ismail Marzuki, Dewan Kesenian Jakarta menyelenggarakan pameran arsip di Galeri Seni Gedung Panjang yang bertajuk 'Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 73'. Dibuka pada tanggal 18 Juni, pameran ini merupakan pameran perdana yang diselenggarakan sejak TIM kembali dibuka untuk umum.
Pameran arsip di Taman Ismail Marzuki/ Foto: Anastasya Lavenia - CXO Media |
Pameran yang dikuratori oleh Ady Nugraha dan Esha Tegar Putra ini menghadirkan koleksi seni dan arsip dari Dewan Kesenian Jakarta. Dengan menjelajahi koleksi seni dan arsip, kita diajak untuk mengingat kembali kiprah Dewan Kesenian Jakarta sekaligus menjadi penanda era baru bagi DKJ maupun TIM dalam meneruskan semangat perintisnya.
Beberapa lukisan yang dipamerkan merupakan karya dari nama-nama seperti Dede Eri Supria, Batara Lubis, Sriyani Hudyonoto, dan masih banyak lagi. Selain koleksi seni berupa lukisan, ada juga koleksi arsip berupa buku program, poster, rekaman suara, kliping koran, hingga notulensi acara dari dekade 60an hingga 80an. Pameran 'Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 73' bisa dikunjungi hingga 16 Juli 2022, dari pukul 10.00 hingga 20.00 WIB.
Koleksi Poster di Taman ismail Marzuki/ Foto: Anastasya Lavenia - CXO Media |
Selain pameran arsip di Galeri Seni, ada juga pameran mural dari Mahavisual bertajuk 'Transcendence' yang bisa dikunjungi di Galeri Annex Gedung Panjang. Mahavisual merespons kemegahan Galeri Annex dengan menyulapnya menjadi instalasi mural bergaya graffiti yang memenuhi seisi ruangan.
Ruangan dengan tinggi 8 meter, panjang 20 meter, dan lebar 8 meter tersebut diisi dengan warna-warna cerah serta diisi dengan puisi dan pidato yang diambil dari arsip Dewan Kesenian Jakarta. Senada dengan pameran arsip, instalasi mural ini juga berupaya untuk merepresentasikan Taman Ismail Marzuki sebagai ekosistem kreatif dan berkesenian publik. Pameran Transcendence bisa dikunjungi hingga tanggal 30 Juni dari pukul 10.00 hingga 20.00 malam.
Grafiti Mural/ Foto: Anastasya Lavenia - CXO Media |
Dua pameran ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Seni Rupa yang berlangsung hingga akhir Juni. Selain dua pameran di atas, ada juga Pameran Lukisan Sarnadi Adam, Pameran Lukisan Sanggar Padepokan Ciliwung Condet, dan juga Pertunjukan Ondel-Ondel. Hadirnya acara ini menandakan era baru bagi Taman Ismail Marzuki yang diharapkan bisa menjadi pusat kesenian dan kebudayaan publik di kota Jakarta.
(ANL/DIR)