Pulau Dewata atau yang lebih familiar dengan Pulau Bali memang merupakan sebuah destinasi wisata yang memiliki angka pengunjung sangat tinggi. Memang, banyaknya spot wisata yang jarang bisa ditemukan di ibu kota membuat Bali tidak pernah sepi oleh pengunjung, mulai dari pantai, beach club, bar hingga spot-spot pariwisata yang lainnya. Tidak hanya itu saja, saat saya menjalani trip singkat di Bali selama 3 hari, saya berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengenal tempat tersembunyi yang indah, asri dan edukatif untuk anak-anak. Tempat yang berlokasi di daerah Abiansemal, Badung, Bali ini disebut dengan Green School Bali.
Berbeda dengan sekolah formal pada umumnya yang hanya menjanjikan edukasi formal, Green School Bali yang didominasi oleh murid-murid internasional juga memberikan ilmu pengetahuan lainnya seperti Green Studies, environmental science, entrepreneurial learning dan creative arts untuk program spesialnya. Didukung dengan lingkungan yang hijau nan asri layaknya di tengah hutan serta dikelilingi dengan hewan-hewan ternak seperti sapi, ayam, bebek, sekolah ini dirancang berdasarkan prinsip-prinsip sistem permakultur di mana para siswa diajarkan kegiatan berkebun sebagai bagian dari pembelajaran mereka.
Creative Art/ Foto: Hani Indita - CXO Media |
Green School Bali yang dikhususkan untuk jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah ini didirikan oleh John dan Cynthia Hardy ini dibuka semenjak September 2008 dengan 90 siswa yang kini berkembang hingga berada pada angka kurang lebih 400 siswa. Dengan banyaknya pendidikan informal yang diberikan untuk para siswanya, Green School Bali dengan luas sebesar 8 hektar memiliki banyak bangunan bambu yang menjadi ciri khasnya untuk memberikan fasilitas yang beragam dan maksimal. Uniknya lagi, pada setiap batang bambu, terdapat ukiran-ukiran nama para donatur yang ikut menyumbang untuk keberlangsungan sekolah ini.
Salah satu contoh bangunan unik yang paling saya ingat kala berkunjung ke sana adalah bangunan Sangkep yang merupakan aula atau auditorium untuk para siswa berkumpul, layaknya universitas yang memberikan special lecture untuk kelas besar. Sangkep ini pun juga dibagi menjadi dua, Sangkep utama dan Mini Sangkep yang gunanya sebagai auditorium untuk mengumpulkan siswa dan siswi Green School Bali. Selain itu, Green School Bali juga sangat memperhatikan kesehatan mental dan fisik siswa hingga stafnya dengan adanya mindfulness session sebagai rutinitas setiap harinya. Mindfulness session ini ditandai dengan bunyi gong yang menggema sebanyak 3 kali ke seluruh kawasan Green School Bali dan setiap orang diharuskan untuk berhenti mengerjakan apapun selama 30 detik untuk mengistirahatkan pikiran dan fisik mereka dalam keheningan.
The Arc/ Foto: Hani Indita - CXO Media |
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bangunan yang terdapat di Green School Bali didominasi oleh bambu. Setiap bangunan di Green School memiliki besar dan luas yang berbeda-beda, salah satu bangunan bambu terbesar yang dijadikan gymnasium di Green School Bali ini adalah The Arc. Bangunan yang satu ini dikhususkan untuk kegiatan olahraga para siswa yang berlokasi tepat di sebelah Heart of School atau lahan besar untuk kegiatan outdoor. Bahkan, bangunan The Arc yang membentang hingga 19 meter ini berhasil mendapatkan penghargaan dari The Architecture MasterPrizeā¢ (AMP) pada tahun 2021.
Mengunjungi Green School Bali merupakan sebuah experience yang cukup menyenangkan dan mind-opening untuk saya. Tidak hanya lingkungannya yang luar biasa asri dan tenang, orang-orang yang bekerja di sana hingga para siswa yang berlalu lalang sangat welcoming pada tamu-tamu yang mengunjungi sekolah tersebut. Green School Bali adalah tempat yang sangat tepat untuk mengenalkan kultur setempat serta mengedukasi generasi muda agar lebih menghargai dan memahami pentingnya alam untuk keberlangsungan hidup mereka.
(DIP/HAL)