Belum lama ini, nama Kangen Band beserta eks vokalisnya, Andika Mahesa kembali ramai diperbincangkan. Hal ini bermula dari sebuah video selebritis media sosial, Tri Suaka dan Zinidin Zidan yang memparodikan lagu Kangen Band dengan kelewatan, khususnya saat menirukan gaya bernyanyi Andika Mahesa. Sontak hal tersebut membuat para warganet geram dan mulai membela Andika Mahesa beserta Kangen Band. Sejujurnya, fenomena ini bisa dibilang cukup unik, sebab pada awal kemunculannya, Kangen Band justru mendapat banyak sikap tidak mengenakan dari masyarakat.
Saat ini, kiprah Kangen Band secara keseluruhan memang patut diacungi jempol dan disebut fenomenal. Tetapi jika kita melirik pada awal kemunculannya, Kangen Band tidaklah jauh dari posisi bahan "bully-an". Tentu kita masih ingat, bagaimana Kangen Band direndahkan oleh banyak orang pada masa lalu. Mulai dari sesama musisi yang bahkan membuat lagu diss soal Kangen Band dengan kosa kata yang serampangan, hingga para pendengar musik Indonesia secara menyeluruh yang malah menyoroti masalah gaya berpakaian dan latar belakang para personelnya.
Padahal harus kita akui, kedatangan Kangen Band pada medio 2000-an lalu merupakan suatu gebrakan revolusioner di skena pop tanah air, yang pada akhirnya memunculkan subgenre pop melayu sebagai yang paling laris di pasaran. Bahkan formula yang diramu oleh Andika dkk. tersebut sukses diikuti oleh beberapa band pendatang baru setelah mereka.
Selain menjadi pembeda di kelas musik pop Indonesia, Kangen Band juga memiliki pencapaian gemilang. Pada masanya, lagu-lagu Kangen Band sangat merajai tangga lagu di beberapa acara musik Indonesia; mereka juga pernah disebut Rolling Stones Indonesia sebagai "juara" Ring Back Tone yang memang sempat menjadi tren pada masanya; dijadikan penelitian studi oleh profesor death metal; sukses menjual ratusan ribu kopi album; hingga tampil di panggung-panggung luar negeri.
Meski begitu, respon publik terhadap Kangen Band tidak pernah semanis ini. Pada perjalanannya, pandangan miring terhadap Kangen Band disinyalir terjadi karena banyak alasan. Mulai dari rendahnya musikalitas mereka, tidak eloknya penampilan Kangen Band sebagai performer, hingga dianggap musik untuk kelas bawah. Walaupun tidak mulus, perjalanan Kangen Band tetaplah fenomenal.
Di antara arus cacian dari banyak orang, Kangen Band terus memproduksi karya-karya hits yang melekat di hati dan benak para pendengarnya. Jadi, pada akhirnya, pandangan buruk pada awal kemunculan mereka perlahan sirna dan berganti menjadi suatu respect terhadap idola seperti yang terjadi sekarang.
Kangen Band adalah kegelisahan yang kita nikmati bersama. Terlepas dari kurang sreg-nya kita terhadap persona para personelnya di masa lampau, lagu-lagu mereka yang terkesan renyah dan bernuansa cinta tetap saja masuk kedalam telinga dengan baik dan asik. Terbukti pada masa-masa ini, eksistensi Kangen Band yang sempat vakum karena tertimpa masalah, justru kembali disambut meriah oleh masyarakat luas, ketika tampil di festival-festival musik kekinian. Sulit mencari orang yang tidak hafal dengan lagu-lagu Kangen Band. Bahkan saya rasa, jika ada orang mengaku tidak kenal lagu Kangen Band, mereka pasti baru saja dilahirkan.
Hari ini, Kangen Band adalah idola kita semua. Secara sukarela. Sepenuhnya karena karya. Oleh sebab itu, jelas masyarakat tidak tahan melihat musisi yang diam-diam mereka idolakan di masa lalu, kembali direndahkan. Apalagi oleh pendatang baru, yang perjalanannya tidak lebih menginspirasi ketimbang perjalanan idola kita semua, Kangen Band.