Seiring dengan melambungnya popularitas cryptocurrency, seni kripto atau NFT juga kini menjadi komoditas yang populer untuk diperjualbelikan. Apapun bisa dijual sebagai NFT, mulai dari meme, lagu, hingga swafoto. Beberapa saat yang lalu, misalnya, kita sempat dihebohkan oleh Ghozali Everyday, di mana seorang pria berhasil mendokumentasikan selfie-nya selama 5 tahun. Selfie-nya tersebut berhasil terjual hingga 13 miliar rupiah. Namun di balik ingar-bingar ini, ada pihak yang sebenarnya sangat terdampak oleh kehadiran NFT, yaitu para pelaku seni. Melalui NFT, para pelaku seni bisa memasarkan karya mereka dalam bentuk digital.
Tak hanya lukisan atau patung, karya seni dalam bentuk digital pun juga memiliki nilai dan bisa diperjualbelikan. Tak hanya itu, NFT juga memungkinkan para pelaku seni untuk membangun sistem transaksi karya seni yang transparan dan terdesentralisasi. Sebab sebelum adanya NFT, para pelaku seni harus melalui pihak ketiga seperti galeri untuk bisa memasarkan karya mereka. Di Indonesia sendiri, ada banyak seniman lokal dengan karya-karya fenomenal yang turut menjajaki dunia NFT. Nama-nama ini sudah tak asing lagi di komunitas NFT, mari berkenalan dengan mereka!
Ykha Amelz
Ykha Amelz telah berkecimpung di dunia karya visual selama lebih dari 13 tahun. Setelah lulus dari jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan, ia memutuskan untuk mengembangkan kemampuannya sebagai ilustrator. Pada tahun 2014, ia bersama pasangannya meluncurkan fashion brand bernama DIBBA. Lalu beberapa tahun yang lalu, Ykha Amelz juga menciptakan komik strip Babbot, karakter yang terinspirasi dari french bulldog peliharaannya. Babbot telah menjadi karakter ikonik yang dikembangkan juga ke dalam berbagai merchandise. Karya-karya NFT Ykha Amelz berkisar antara 0.4 hingga 12 ETH atau setara dengan 16 juta rupiah hingga 503 juta rupiah. Karya-karyanya bisa dilihat lebih lanjut di sini.
Resatio
Resatio Adi Putra atau Resatio adalah seorang seniman visual dan desainer grafis yang telah berkarya sejak tahun 2010. Resatio terkenal dengan karya-karyanya yang berbentuk kolasenya dan juga penggunaan mixed media. Ia pernah mendapat penghargaan Judges Awards di Unknown Asia, Osaka, Jepang pada tahun 2017. Menariknya, sebagai seniman kontemporer di era digital ini, Tio juga banyak memasarkan karyanya lewat art market seperti event yang sering diadakan oleh Catalyst Art. Menurut Tio, ia lebih suka bertemu dan berinteraksi langsung dengan penikmat karyanya. Karya seninya yang berwujud NFT berkisar antara 3.5 tezos atau setara 65 ribu rupiah hingga 10 ETH atau setara 419 juta rupiah. Karya Resatio bisa dilihat lebih lanjut di sini.
Kendra Ahimsa
Selama hampir 10 tahun terakhir, Kendra Ahimsa atau yang lebih dikenal sebagai Ardneks, telah menjadi salah satu nama yang menonjol di kancah seni visual. Ia adalah seorang seniman atau ilustrator yang terkenal dengan ilustrasi bergaya psikedelik dengan sentuhan estetika pop culture ala Jepang. Karya-karyanya banyak berkorelasi dengan musik. Ia pun telah sering berkolaborasi dengan musisi mancanegara seperti Khruangbin, Mac Demarco, dan Fazerdaze. Tak hanya itu, karyanya juga pernah dimuat di The New York Times untuk artikel berjudul "America Is On a Road to a Better Economy. But Better for Whom?" karya Ben Casselman. Seni kripto NFT terakhirnya terjual dengan harga 11.55 ETH atau setara dengan 460 juta rupiah. Karya-karya NFT Kendra Ahimsa bisa ditemukan lebih lanjut di sini.
Rhadiska
Weldy Rhadiska adalah pelaku seni yang berkarya melalui kombinasi antara fotografi dan mixed media. Selain menjadi pelaku seni kripto, Rhadiska juga merupakan pendiri dari Monday Art Club, sebuah komunitas yang mewadahi seniman dan kolektor NFT. Baru-baru ini, Monday Art Club baru saja meluncurkan Monday Art Space Vol. 1, sebuah galeri meta yang memamerkan lebih dari 30 karya dari para seniman NFT lokal. Karya-karyanya memiliki kisaran harga mulai dari puluhan ribu hingga 8 juta rupiah. Karya Rhadiska bisa dilihat lebih lanjut di sini.
Liunic
Martcellia Liunic atau Liunic merupakan seorang ilustrator, art director, dan pelaku seni kripto yang telah berkarir dari tahun 2015. Ia dikenal dengan karakteristik karyanya yang playful dan menggunakan karakter hewan warna-warni. Selain menghasilkan karya seni digital, ia juga berkarya menggunakan medium lainnya seperti mural, risograph, dan pakaian. Ia juga merupakan sosok di balik Liunic on Things, studio yang memproduksi fashion items sesuai dengan ciri khas karya Liunic. Karya NFT-nya berkisar dari mulai 1.44 tezos atau setara 66 ribu rupiah hingga 0.35 ETH atau setara dengan 12 juta rupiah. Karya-karya Liunic bisa dilihat lebih jauh di sini.
Tentunya, masih ada banyak lagi seniman NFT lokal yang bisa dijelajahi dan kita apresiasi karyanya. Dengan karya yang berbentuk NFT ini, kita juga lebih mudah mengoleksi karya-karya mereka. Ayo dukung seniman lokal untuk terus berkarya!
(ANL/MEL)