Normal baru yang dihasilkan oleh pandemi COVID-19 membuat banyak orang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang tak menentu. Namun, pandemi ini juga telah menutup banyak tempat kesenian mulai dari museum hingga kegiatan konser.
Padahal, keberadaan seni di tengah krisis seperti ini menjadi semakin relevan dan dibutuhkan. Seni membantu kita untuk merefleksikan apa itu menjadi manusia, untuk mengekspresikan diri kita, dan untuk menghubungkan orang dan ide-ide yang sulit disampaikan secara langsung. Kita membutuhkan pengingat akan rasa kemanusiaan, medium untuk berekspresi, dan rasa kebersamaan yang disediakan seni di saat krisis.
Pentingnya Seni di Tengah Krisis
Dalam skala global, semakin banyak orang yang mulai terlibat dalam kegiatan seni di rumahnya sendiri sebagai sumber kewarasan dan kekuatan melewati masa-masa krisis, apalagi didorong dengan tutupnya tempat-tempat seni. Berkesenian dan menikmati seni, seperti melukis, membuat kerajinan tanah liat, menggambar, serta mendengarkan musik, membuat kita terhubung ke pengalaman kita sebagai manusia yang lebih universal.
Seni menyatukan kita selama pandemi ini, terbukti dari seni publik di Jakarta seperti mural yang terpampang di tembok-tembok jalan. Salah satunya menggambarkan ilustrasi petugas kesehatan yang menggunakan APD dengan tulisan "Ayo kita lawan COVID-19 dengan 3M", mempromosikan patuh akan protokol kesehatan.
Seni publik seperti ini juga mengirim pesan kuat yang mencerminkan pengalaman masyarakat saat ini. Ada pula berbagai macam ilustrasi lainnya yang beredar di media sosial, menggambarkan semangat dan solidaritas menghadapi pandemi. Banyak pula musik yang digunakan sebagai medium bagi pemerintah untuk mempromosikan cara menjaga kesehatan selama COVID-19 di radio. Hal ini menjadikan seni sebagai alat komunikasi untuk menyalurkan ide melalui visual yang mudah diingat dan diserap masyarakat.
Maka dari itu semua, seni dapat menjadi sumber kesehatan untuk menjaga kewarasan jasmani dan rohani masyarakat selama pandemi. Dilansir dari Sage Neuroscience Center, menciptakan karya seni terbukti membantu banyak orang untuk memproses emosi dan mengurangi stres.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa mengekspresikan diri melalui seni dapat membantu orang mengatasi depresi, kecemasan, serta dikaitkan dengan peningkatan pada memori dan fungsi otak, kekebalan tubuh dan juga penalaran. Melalui seni pula, kita bisa mengekspresikan rasa syukur kita di tengah krisis dan mempererat hubungan. Dengan membuat ungkapan syukur melalui karya seni, banyak orang dapat menyalurkan pesan pada keluarga maupun teman yang sudah lama tidak mereka temui selama pandemi.
Solidaritas digital juga meningkat di seluruh dunia, disampaikan melalui karya seni, menciptakan rasa kebersamaan dan harapan dalam menghadapi krisis. Salah satu contoh adalah dengan membuat banyak gambar, foto, musik, dan karya seni lainnya untuk mengucapkan terima kasih kepada petugas medis yang sudah berada di garda terdepan selama pandemi.
Keberadaan Ruang Seni di Jakarta Kala Pandemi
Beberapa ruang seni terbuka mulai banyak diinisiasi oleh pemerintah maupun organisasi lain. Salah satunya dipicu minimnya hiburan bagi masyarakat saat pandemi ini karena banyak ruang seni indoor yang harus tutup. Salah satu contohnya adalah keberadaan event Christmas in Jakarta dengan pertunjukkan video mapping di Museum Fatahillah Jakarta pada akhir tahun 2021 lalu.
Banyaknya pengunjung menjadi salah satu tolok ukur bahwa seni semakin diapresiasi oleh masyarakat. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi kota tua untuk menyaksikan karya seni pertunjukkan grafik dan lampu yang dipancarkan ke gedung bersejarah tersebut. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, acara tersebut berlangsung dengan tertib dan masyarakat pun terhibur, bahkan acara Christmas in Jakarta yang diinisiasi Pemda DKI ini pun berada di 14 titik lokasi lainnya. Ini merupakan salah satu bukti bahwa keberadaan ruang seni yang terjangkau penting untuk terus dijaga dan ditingkatkan keberadaannya di tengah masyarakat yang sedang krisis hiburan di tengah pandemi.
Tak dapat dipungkiri kita semakin mengandalkan seni untuk membantu kita melewati masa-masa sulit. Di dalam maupun di luar rumah, menciptakan seni maupun menikmati seni, menjadi kegiatan yang menjaga kewarasan kita selama pandemi. Dengan semakin banyaknya ruang berkesenian di ibu kota, diharapkan agar kita dapat semakin mengapresiasi seni dan mulai berdampak melalui seni, yang sebelumnya mungkin tidak mendapat perhatian sedemikian rupa.