Baru-baru ini, NCT Dream kembali ramai diperbincangkan di media sosial Tanah Air. Melalui unggahan Tiktok @official_nct, Mark, Jaemin dan Jisung tampak fasih bergoyang koplo ria. Diiringi dendang koplo berjudul "Mendung Tanpo Udan" karya Ndarboy Genk, banyak netizen yang menyebut bahwa NCT semakin melokal.
Meskipun video goyang koplo NCT Dream merupakan bagian dari promosi salah satu brand mi instan asal Indonesia, rasanya unsur koplo di dalamnya tetap patut diberi sorotan. Seperti yang kita ketahui, musik koplo memang tengah digandrungi belakangan ini. Pengamat musik, Wendi Putranto bahkan menyebut, bahwa varian musik dangdut seperti halnya koplo, memiliki basis penggemar yang besar sehingga akan terus berjaya di tahun 2022.
"Lagu-lagu pop Jawa itu besar di 2021, sebagai the music of our country, dia akan tetap jadi tuan rumah, penggemarnya banyak. Kalau saya lihat, musik ini akan lebih besar lagi dengan varian-varian yang makin beragam," kata Wendi dikutip Antaranews. Perkataan Wendi sepertinya memang benar terjadi. Contoh nyatanya adalah goyang koplo dari NCT Dream, yang disebutkan di atas. Sebagai suatu genre yang sedang digandrungi masyarakat, koplo yang merupakan turunan dari musik dangdut ternyata telah mengalami perjalanan panjang di Indonesia.
Ilustrasi musik koplo/ Foto: Pixabay |
Dangdut modern atau koplo, lekat dengan nuansa gendang yang membuat para pendengar lebih atraktif. Genre ini disinyalir muncul pada akhir dekade 90an hingga awal 2000an, di sekitar wilayah pesisir utara Jawa dan juga sekitaran Jawa Timur. Salah satu pemain awalnya adalah Inul Daratista, yang menggebrak dunia musik Tanah Air melalui musik dangdut yang lebih modern beserta goyangannya yang enerjik.
Setelah kejayaan Inul Daratista menyurut, gelombang koplo kembali menyala pada 2010 lalu. Kemunculan Ayu Ting-Ting lewat tembang "Alamat Palsu" lagi-lagi berhasil memancing goyangan para pecinta musik di Indonesia. Meskipun awalnya sulit melangkahi stigma "musik kampungan", genre koplo justru semakin hari semakin populer dan ramai didengarkan masyarakat Indonesia.
Gelombang yang paling besar dan bertahan hingga kini diawali lewat kemunculan lagu "Sayang" milik Via Vallen dan "Jaran Goyang" milik Nella Kharisma. Selain dua penyanyi tersebut, sejumlah grup seperti NDX AKA (hip hop dangdut), Orkes Melayu New Pallapa, dan kelompok legendaris OM PMR (orkes dangdut alternatif) juga sering dikaitkan sebagai pemantik gelombang koplo yang hingga saat ini terus eksis.
Keberhasilan koplo merambah hati para pecinta musik Indonesia sampai saat ini, sering dikaitkan dengan fenomena internet. Hal ini mungkin ada benarnya, karena memang lagu-lagu bergenre koplo lebih dahulu dikenal lewat platform Youtube, atau kini melalui Tiktok sebagaimana goyang koplo viral NCT Dream. Sulit dimungkiri, pegiat musik koplo di internet memang sangat terasa, terlebih dengan produktifnya musisi koplo seperti Deny Caknan, Happy Asmara, hingga Ndarboy Genk.
Feel Koplo, salah satu musisi anak muda yang menghidupkan musik koplo/ Foto: Dyah Paramita Saraswati/Detik.com |
Meski begitu, ketenaran koplo di ranah offline ternyata juga bisa dibuktikan. Belakangan ini, beberapa tempat atau bahkan festival yang menyajikan penampilan musik, sering menyuguhi pengunjungnya dengan lagu-lagu remix bernuansa koplo. Lagu-lagu dari genre lain seperti rock, pop, atau disco, dipadupadankan dengan nuansa dangdut koplo dan musik elektronik modern. Hal ini menjadi salah satu alasan, mengapa genre koplo semakin digandrungi.
Salah satu produk koplo remix modern yang paling hits adalah lagu "Berharap Tak Berpisah" remix gubahan Feel Koplo. Lagu yang awalnya dipopulerkan Reza Artamevia pada awal 2000an lalu itu, bahkan sempat disebut sebagai Senopati Party Anthem. Dari sana, fenomena koplo terlihat sanggup merambah ke kalangan menengah atas, sehingga mulai menghilangkan stigma "kampungan" dari musik bernuansa dangdut.
Melansir detik, Feel Koplo sebagai salah satu pemain genre ini bahkan menyatakan niat mereka untuk menyebarkan virus musik asli Indonesia tersebut. "Gemes aja, masa musik Indonesia kok yang nonton cuman kelas bawah doang," ujar Ikhsan salah satu personil Feel Koplo. Selain Feel Koplo, terdapat pula beberapa pemain lain pada genre musik seperti ini. Salah satunya adalah Club Dangdut Racun. Jika Feel Koplo menggubah lagu indie pop menjadi musik dangdut, maka Club Dangdut Racun memilih untuk mengoplo-kan musik populer barat atau Indonesia seperti "A Whole New World" atau "On My Mind" milik Jorja Smith.
Pemain lain yang tidak kalah membangkitkan tren koplo di tanah air adalah grup Prontaxan Funky Kota. Empat personilnya mencoba menyuguhkan nuansa remix dan koplo pada lagu-lagu yang berirama mendayu, seperti "Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan" milik Payung Teduh dan "Dan Bila" karya Mondo Gascaro.
Alm. Didi Kempot salah satu musisi koplo Tanah Air/ Foto: Detik.com |
Terlepas dari banyaknya pemain koplo yang telah meraih ketenaran, sebenarnya pada akar rumput, demam koplo ini aktif dilakukan masyarakat dengan mengubah lagu-lagu yang sedang populer menjadi lebih koplo sehingga terdengar lebih enerjik dan memancing pendengar untuk bergoyang.
Sepanjang perjalanan musik dangdut dan turunannya, fenomena koplo yang ada pada saat ini bisa disebut sebagai yang paling berhasil dalam memikat berbagai kalangan. Dangdut yang dahulu kampungan, kini menjadi sangat populer dan kekinian, yang sedikit banyak telah mempengaruhi selera musik dan gaya hidup masyarakat zaman sekarang.
(RIA/DIR)