Menerima sekotak cokelat dari pasangan atau siapapun yang kita kasihi di hari Valentine memang merupakan hal yang sangat istimewa. Hal ini dikarenakan cokelat memang sudah menjadi sebuah hadiah yang standar untuk hari perayaan valentine selain bunga dan perhiasan. Meskipun sudah menjadi hal yang melekat dengan valentine, tahukah kamu bagaimana suguhan manis ini bisa menjadi suatu simbol penting yang selalu diasosiasikan dengan hari valentine?
Hubungan antara cinta dengan cokelat pertama kali diangkat oleh bangsa Maya. Mereka mulai menyeduh minuman yang terbuat dari biji kakao sekitar 500 SM. Seduhan cokelat panas ini menjadi suatu bagian penting dari ritual pernikahan oleh suku Maya. Dalam ritual pernikahan ini, pengantin akan bertukar teguk minuman yang dijadikan sebagai tanda "Pemberian Para Dewa". Tidak hanya itu, menurut sebuah legenda, Kaisar Montezuma II mengonsumsi biji kakao dalam jumlah besar dengan tujuan untuk memicu hubungan asmaranya. Hal ini dikarenakan kandungan kecil tryptophan dan phenylethylamine di dalam coklat yang memiliki kaitan erat dengan cinta dan gairah.
Meskipun belum banyak penelitian yang membuktikan bahwa kandungan di dalam cokelat dapat membuat camilan manis ini menjadi sebuah afrodisiak yang kuat, cokelat sudah dianggap menjadi makanan yang dapat mengobarkan hasrat dan membuat orang yang dicintai lebih terbuka terhadap asmara semenjak zaman Aztec. Bahkan pada masa dulu, hal ini menghasilkan sebuah tradisi baru pada bangsawan Eropa untuk memberikan kekasih mereka suguhan cokelat yang dicampur dengan amber untuk merangsang cinta mereka.
Meskipun membutuhkan waktu lebih dari 2.000 tahun bagi cokelat untuk sampai ke Eropa dan beberapa ratus tahun lagi agar suguhan tersebut menjadi sebuah makanan pokok yang menjadi simbol dari hari Valentine, pada akhirnya di tahun 1861, seorang pembuat permen yang bernama Richard Cadburry terinspirasi dan berpikir untuk menjual cokelat di hari Valentine. Cokelat yang dijualnya dikemas di dalam kotak yang berbentuk hati, lengkap dengan hiasan kuntum mawar dan cupid yang sudah menjadi simbol populer dari Valentine di kalangan orang Victoria. Karena kotaknya yang cantik dan berbentuk hati, ketika cokelat telah dimakan, orang-orang dapat menggunakan kotak tersebut untuk menyimpan kenang-kenangan seperti surat cinta. Sehingga, dari sinilah, tradisi Valentine yang selalu diasosiasikan dengan cokelat lahir dan berkembang hingga masa kini.
Jika membandingkannya dengan masa kini, persepsi mengenai cokelat di hari Valentine memang tidaklah seromantis dan erotis zaman dahulu pada periode Aztec yang menjadikannya sebagai afrodisiak yang merupakan zat untuk meningkatkan gairah seksual. Hubungan antara cokelat dengan Valentine hanyalah menjadi sebuah simbolik dan tradisi semata. Meskipun demikian, siapa sih yang menolak apabila diberikan hadiah sebuah kotak besar berisikan cokelat yang lezat?
(DIP/DIR)