Tak lagi terpusat di Selatan, Jakarta Pusat kini juga memiliki ruang kreatif yang bisa digunakan oleh anak muda. Setelah M Bloc di kawasan Blok M, Gedung Filateli di Jalan Raya Pos daerah Pasar Baru kini direvitalisasi dan disulap menjadi Pos Bloc. Pos Bloc merupakan hasil kolaborasi antara PT Pos Indonesia dengan PT Radar Ruang Riang yang sebelumnya mengelola M Bloc.
Gedung Filateli sendiri menyimpan nilai sejarah dan budaya yang tinggi, sebab ia merupakan kantor pos pertama yang dibangun Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Batavia. Gedung ini didirikan pada 1912-1929 dan dirancang oleh arsitek Belanda, John van Hoytema. Pembangunan gedung ini merupakan bagian dari kawasan Weltevreden yang menjadi pusat kota Batavia. Nama "Jalan Raya Pos" pun dinamakan mengikuti Gedung Filateli yang waktu itu digunakan sebagai kantor pos.
Pasca kemerdekaan, gedung ini berpindah tangan menjadi milik Perusahaan Negara Pos Telekomunikasi (PN POSTEL). Pada awal kemerdekaan, Gedung Filateli difungsikan untuk pelayanan pos, telepon, dan telegram. Namun adanya perkantoran baru berupa Gedung Pos Ibukota (GPI), membuat Gedung Kantor Pos di Pasar Baru dialihfungsikan menjadi pelayanan filateli. Sejak tahun 1993, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menetapkan bangunan ini sebagai cagar budaya.
Revitalisasi Gedung Filateli menjadi ruang kreatif adalah bukti bahwa perkembangan ekonomi bisa berjalan beriringan bersama dengan pelestarian ruang bersejarah. Pos Bloc sendiri dimaksudkan untuk menjadi sentra UMKM dan venue bagi pertunjukan musik dan seni. Sejak diresmikan pada bulan Oktober 2021, Pos Bloc telah menarik ribuan pengunjung dan diisi oleh berbagai tenant. Beberapa tenant yang menghidupkan Pos Bloc antara lain adalah Sedjuk Bakmi dan Kopi, Jamune, Filosofi Kopi, Picknick Yuk Nona Manis, Panama, dan Damn I Love Indonesia.
Pos Bloc sebagai pusat industri kreatif di daerah Pusat akan membantu membangkitkan destinasi-destinasi bersejarah lain di sekitarnya, seperti Gedung Kesenian Jakarta, Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral. Kini, tempat nongkrong anak muda tak hanya berpusat di daerah Selatan seperti Kemang, Senopati, dan Blok M. Jakarta Pusat yang lebih identik dengan kawasan perkantoran, perumahan elit, dan bangunan kolonial pun kini juga bisa menjadi pusat industri kreatif yang mudah diakses oleh anak muda.
Ditambah lagi, Pos Bloc merupakan contoh dari pemanfaatan ruang yang efektif dan juga upaya pelestarian yang harus diapresiasi. Harapannya, akan ada semakin banyak bangunan-bangunan bersejarah di Jakarta Pusat yang direvitalisasi dan dialihfungsikan menjadi ruang publik yang bisa mengakomodasi kreativitas anak muda.
(ANL/DIR)