MenurutĀ American Music Therapy Association, terapi musik adalah penggunaan musik dalam suatu terapi psikologis. Tujuan dari terapi musik sangat bervariasi dan dapat berhubungan dengan pengembangan kemampuan emosi, sosial, komunikasi, kognitif, dan fisik. Terapi musik modern dimulai setelah perang dunia kedua, waktu itu para musisi berinisiatif mengunjungi rumah sakit untuk tampil bagi para prajurit perang yang sedang sakit. Hasilnya, para prajurit tersebut tampak membaik secara fisik maupun emosional setelah menerima terapi musik.
Di Indonesia sendiri, dibukanya klinik terapi musik oleh Conservatory of Music Universitas Pelita Harapan pada bulan Maret 2015, menunjukkan kepada publik bahwa terapi musik mulai menarik perhatian masyarakat Indonesia. Para ilmuwan saintifik pun juga sudah sepakat bahwa musik sanggup memberikan dorongan stimulasi pada setiap area di otak manusia, sehingga musik pun dapat dijadikan sebagai sarana terapi pengobatan guna mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Terapi musik juga diperuntukkan untuk siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Terapi musik dipraktekkan di rumah sakit, rumah sakit jiwa, klinik perkembangan anak, sekolah luar biasa, maupun rumahan. Walaupun kata 'terapi' terkadang diasosiasikan dengan penyembuhan fisik atau hanya berlaku bagi orang-orang berkebutuhan khusus, namun di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, penggunaan terapi musik sudah semakin umum di kalangan anak-anak dan dewasa normal, seperti di sekolah biasa. Sesi terapi musik juga dapat dilakukan dalam bentuk individu atau kelompok.
Bagaimana Terapi Musik Dilakukan?
Pada masa sekarang ini, terapi musik merupakan program terapi yang dijalankan oleh terapis yang kompeten. Terapi musik yang dilakukan seseorang juga berbeda-beda, mulai dari mendengarkan musik, bernyanyi, menari, hingga menciptakan musik itu sendiri.
Membenamkan orang dalam musik dapat membuat mereka lebih mudah untuk mengekspresikan diri, mengidentifikasi, dan memproses pengalaman yang sulit. Terapi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, atau sekedar menemukan pelepasan emosi.
Untuk lebih detailnya lagi, terapi musik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Terapi Musik Pasif
Partisipan akan diminta untuk mendengarkan lagu yang sudah ditentukan oleh peneliti, partisipan juga bisa memilih lagu yang sesuai dengan preferensi musiknya. Kemudian partisipan mendiskusikan pengalaman atau perasaan selama sesi berlangsung.
2. Terapi Musik Pasif Dengan Relaksasi
Partisipan diminta untuk melakukan kegiatan relaksasi atau progressive muscle relaxation, dan diiringi oleh lagu yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian partisipan mendiskusikan pengalaman atau perasaan saat sesi berlangsung.
3. Terapi Musik Aktif
Partisipan akan terlibat aktif dalam aktivitas musik, seperti menyanyi, memainkan alat musik, dan membuat improvisasi. Musik yang digunakan dalam terapi musik sendiri disarankan merupakan musik yang lembut dan teratur, seperti instrumental dan musik klasik.
Manfaat Positif Dari Terapi Musik
Keterlibatan musik dalam terapi juga menjadi pilihan yang baik, hal ini dikarenakan musik dekat dengan manusia, khususnya remaja. Hal ini terlihat dari fenomena remaja yang cenderung menghabiskan waktunya dengan menonton video musik atau mendengarkan musik. Manusia, khususnya remaja juga diketahui seringkali mendengarkan musik dan menggunakan musik untuk mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan dapat dilakukan untuk treatment, penyembuhan, serta mendapatkan sensasi ketenangan.
Ketika kita melakukan terapi, tentunya kita akan mendapatkan manfaat positif dari terapi itu sendiri, tidak terkecuali pada terapi musik. Terapi musik sendiri memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara fisik, dan manfaat psikis dan mental.
Karena musik adalah salah satu cara untuk melakukan ekspresi diri dan berkomunikasi secara nonverbal tanpa kata-kata, efeknya secara emosional sangatlah positif. Beberapa manfaat terapi musik yang didapat secara fisik termasuk mengurangi rasa nyeri, menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Mendengarkan musik juga mampu membuat saraf-saraf otak yang tegang karena stres menjadi lebih rileks, sehingga mampu membantu latihan pernafasan.
Selain itu, terapi musik juga banyak digunakan para ahli untuk memperbaiki mood pasien. Pada beberapa kasus dimana anak-anak atau remaja yang terkena penyakit berat yang mengharuskan mereka untuk tinggal di rumah sakit dalam waktu lama, terapi musik memberikan sarana bagi mereka untuk sekedar melupakan rasa sakit dan kebosanan saat pengobatan. Pada tingkat kognitif, terapi musik dapat membantu untuk melawan kesedihan, depresi, dan bahkan membantu pasien yang sudah putus asa untuk kembali menemukan semangatnya.
Perkembangan terapi musik yang tergolong masih baru, tentunya tidak lepas dari berbagai perdebatan yang masih mempertanyakan efektivitas, standar prosedur, musik yang digunakan, dan berbagai hal lain yang menjadi detail dalam terapi. Meski begitu, popularitas terapi musik semakin menanjak dari waktu ke waktu. Jika dahulu terapi musik banyak digunakan oleh masyarakat-masyarakat Barat, di masa sekarang Indonesia sudah mulai mempertimbangkan untuk menggunakan terapi musik meskipun penggunaannya masih eksklusif dan terbatas.