Martial arts films are hard not to love, as the audience will be rooting for the main character while they're fighting for their life in order to aim the purpose of the story, be it saving the girl, changing the status-quo, or surviving deathly attacks from mafia groups.
Selain ramai di kalangan film blockbuster, film laga bela diri juga sudah lama diproduksi di Indonesia. Jaka Sembung, contohnya, berhasil memikat hati khalayak banyak dengan pengemasan film laga yang mengkombinasikan ragam cerita supernatural dan horor. Diikuti dengan serial Wiro Sableng yang lucu dan hangat di hati masyarakat Indonesia, hingga adaptasinya yang kembali digarap melalui film 'Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni' di tahun 2018. While legend figure stories might be out of date, there's bound to be a shift in the history of Indonesian martial arts film. Later on, films like The Raid (2011) and Merantau (2009) have successfully carried a new wave of enthusiasm towards action martial arts movies, because they are more relatable to current trends and situations. With the success of those titles, Iko Uwais is claimed to be the face of future Indonesian martial arts films, but where are those films now?
Sejak 2016, produksi film Indonesia lebih banyak diwarnai dengan film-film bergenre drama komedi seperti karya Ernest Prakasa 'Cek Toko Sebelah', 'Susah Sinyal', 'Milly & Mamet.' Beberapa film yang mengangkat cerita dari tokoh di Indonesia juga ramai ditonton layaknya 'Habibie & Ainun', 'Kartini', 'A Man Called Ahok', ataupun cerita romansa artis Indonesia, 'Teman Tapi Menikah.' Pada satu sisi lain, meskipun film horor di Indonesia memang tidak pernah pudar, namun genre ini melambung dengan hadirnya sutradara Joko Anwar dengan produksi-produksi seperti Pengabdi Setan (2017), Ratu Ilmu Hitam (2019), Perempuan Tanah Jahanam (2019) ataupun karya Arwi Suryadi dengan trilogi 'Danur.'
Sekarang, film laga di Indonesia lebih banyak ditemani dengan sentuhan teknologi seperti penggunaan senjata api, layaknya 'The Raid', 'Headshot', dan 'The Night Has Come For Us.' Namun, pada 2020 lalu hadir 'Tarung Sarung' yang secara kental menunjukkan seni bela diri Indonesia dengan penggunaan atribut sarung dalam perkelahian di daerah Makassar. Kedepannya, film laga Indonesia akan kembali mengangkat kisah legenda seperti 'Satria Dewa: Gatot Kaca' yang akan tayang pada tahun 2022. So, Indonesian martial arts film is not entirely gone, especially with the presence of 'Gundala' that has opened a new door to the cinematic universe of BumiLangit, which is highly anticipated by everyone! Be it with the touch of fantasy, or high technology, we hope Indonesian martial arts films can continue to shine and be fascinating to the public eyes.